Selainmemuat keterangan mengenai perintah untuk meng-Esakan Allah, Kitab Injil juga menjelaskan akan lahir nabi terakhir yang menutup para nabi dan rasul bernama Ahmad atau Muhammad SAW. Injil sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh manusia.
๏ปฟPenyebab terjadinya perubahan pada kitab taurat dan injil itu kemungkinan besar dikarenakan oleh ketidak senangan para orang-orang kafir terhadap kebenaran yang diturunkan oleh sang khaliq.
Dalambahasa Ibrani, Taurat berarti "Petunjuk" atau "Pengajaran." Saat ini Taurat adalah sebutan bagi 5 kitab pertama dari Tanakh (Alkitab Yahudi). Tanakh sendiri terdiri atas 24 kitab, dan menjadi bagian utama dari Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Sehingga 5 kitab Taurat juga terdapat dalam Alkitab Kristen. Lima Kitab Taurat Taurat
- Isi pokok Kitab Taurat tentang akidah atau tauhid dan hukum-hukum syariat yang dikenal dengan istilah 10 Perintah Tuhan. Berikut ini ulasan singkat mengenai sejarah Kitab Taurat, makna beserta isi pokok ajarannya, dan kisah Nabi Taurat adalah kitab suci yang diwahyukan atau diturunkan kepada Nabi Musa AS sebagai pedoman dan petunjuk untuk Bani atau Torah berasal dari bahasa Ibrani yakni yarah. Sebagai kata kerja, yarah dapat diartikan sebagai "memberi pengajaran", "mengajarkan", atau "menunjukkan". Dalam konteks agama, Torah bisa bermakna "ajaran atau perintah dari Tuhan".Kata Torah kemudian dipakai dalam arti yang lebih luas, yakni aturan tertulis maupun lisan, dan akhirnya mencakup seluruh ajaran Yahudi. Selain itu, tulis Philip Birnbaum dalam Encyclopedia of Jewish Concepts 1964, Taurat juga dimaknai sebagai "pengajaran/petunjuk/perintah" atau "kebiasaan", bahkan "sistem".Kitab Taurat memang dikenal sebagai kitab suci umat Yahudi. Dalam Islam, Taurat termasuk salah satu kitab Allah yang wajib diimani dan termaktub dalam rukun iman, yakni Iman Kepada Kitab-Kitab Salim Chaniago melalui tulisan "Beriman Kepada Kitab Allah" dalam laman Sumber Belajar Kemdikbud memaparkan, kitab-kitab Allah diturunkan pada masa yang zamannya kitab tersebut, lanjutnya, berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid, yang berbeda hanya dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu juga Daftar Kitab-Kitab Allah & Rasul Penerima Taurat hingga Al-Quran Kisah Teladan Nabi Musa Bayi yang Diselamatkan oleh Allah SWT Rukun Iman dan Penjelasan 6 Aspeknya dalam Agama Islam Kisah Nabi Musa Penerima Kitab Taurat Nabi Musa merupakan nabi atau rasul terpilih yang diutus oleh Allah untuk memberi petunjuk dan membebaskan Bani Israil yang berada dalam penindasan Raja Mesir, yakni Fir' yang murka mengejar Nabi Musa dan para pengikutnya yang menyeberangi Laut Merah. Atas izin Allah, Laut Merah terbelah usai Nabi Musa menghantamkan tongkatnya ke laut sehingga ia dan pengikutnya bisa Musa dan para pengikutnya berhasil menyeberangi Laut Merah dan selamat. Sedangkan Firโ€™aun dan bala tentaranya tenggelam karena Laut Merah yang tadinya terbelah pulih seperti buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah 2013 yang disusun oleh Masan AF dikisahkan, setelah Fir'aun dan pasukannya tenggelam, Nabi Musa pergi ke Gunung Sinai dan menyerahkan kaumnya untuk sementara kepada saudaranya, yakni Nabi Gunung Sinai, Nabi Musa berpuasa selama 30 hari, yang kemudian disempurnakan menjadi 40 hari. Pada momen inilah Nabi Musa menerima wahyu dari Allah yakni Kitab Taurat sebagai petunjuk untuk Bani juga Kisah Nabi Idris & Teladannya Nabi yang Cerdas dan Ahli Falak Kisah Nabi Nuh Sabar dalam Berdakwah dan Selalu Mendoakan Kisah Nabi Harun & Teladannya Pendamping Dakwah Nabi Musa Sejarah Kitab Taurat kepada Nabi Musa Dikutip dari Pengantar Ilmu Tauhid 2019 karya A. Muzammil Alfan Nasrullah, Taurat diturunkan kepada Nabi Musa di Bukit Sinai atau Tursina Mesir pada abad ke-12 Sebelum Taurat diturunkan selama 40 hari. Taurat memakai bahasa Ibrani, yaitu bahasa yang digunakan oleh Bani Israil atau kaum Yahudi untuk berkomunikasi terhadap kitab suci Allah merupakan salah satu rukun iman dalam ajaran agama Islam. Maka, setiap orang yang beriman tentunya harus meyakini kitab-kitab Allah, termasuk Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi SWT dalam QS Al-Mu'minun ayat 49 berfirmanโ€œDan sungguh, telah Kami anugerahi kepada Musa Kitab Taurat, agar mereka Bani Israil mendapat petunjuk.โ€Dinukil dari tulisan KH A Nuril Huda berjudul "Iman kepada Para Rasul dan Kitab Suci" dalam laman NU Online 2017, Kitab Suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa berisi hukum-hukum syariat dan kepercayaan yang QS Ali Imran ayat 3, Allah SWT berfirman"Tuhan Allah telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.โ€Baca juga Kisah Nabi Saleh dan Mukjizatnya Unta Betina Lahir dari Batu Kisah Nabi Ismail & Keteladannya Air Zam Zam Mengalir di Mekkah Kisah Nabi Ishaq & Keteladanannya Sosok Soleh Keturunan Ibrahim Makna dan Isi Pokok Ajaran Taurat Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq 2008 memaparkan, Kitab Taurat terdiri atas lima bagian kitab, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan, dan Kitab ajaran Kitab Taurat berisi tentang akidah atau tauhid dan hukum-hukum syariat yang dikenal dengan istilah 10 Perintah Tuhan atau Ten dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2014 karya Muhammad Ahsan dan Sumiyati, pokok-pokok ajaran Kitab Taurat atau 10 Perintah Tuhan sebagai petunjuk bagi Bani Israil adalah sebagai berikut Perintah meyakini keesaan Tuhan yaitu Allah. Perintah untuk tidak menyembah berhala patung. Perintah untuk tidak menyebut nama Allah dengan sia-sia. Perintah untuk mensucikan hari Sabtu dari kegiatan duniawi dan mengisi dengan aktivitas amal ibadah. Perintah untuk berbakti kepada orang tua. Perintah atau larangan membunuh sesama manusia. Perintah atau larangan berbuat zina. Perintah atau larangan mencuri. Perintah atau larangan menjadi saksi palsu. Perintah atau larangan mengambil hak orang lain. Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT Beriman kepada kitab Allah memiliki sejumlah hikmah tertentu. Berikut ini hikmah-hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah, sebagaimana dikutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2017 yang ditulis Muhammad Ahsan dan Sumiyati. Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah. Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan kebenaran. Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini. Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan tentang perilaku yang baik dan buruk. Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah SWT, termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya. Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain. Baca juga Sejarah Masjid Al-Aqsa dalam Pusaran Konflik Israel-Palestina Masjid Saka Tunggal Banyumas Dibangun Sebelum Majapahit? Cara Penyebaran Islam di Indonesia & Sejarah Perkembangannya - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani
Hanyasaja Injil pun senasib dengan Taurat, yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). 4. Kitab Al-Quran Oleh M. Darojat AriyantoFakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Tulisan ini mengkaji beberapa literatur yang membahas tentang penulisan Kitab Taurat dan Empat Injil, terutama yang dikarang oleh pemeluk Kristen sendiri, baru kemudian dari penulis non Kristen. Setelah beberapa literatur tersebut dikaji kemudian dianalisis secara kualitatif Kitab Taurat merupakan bagian dari Perjanjian Lama. Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai kedudukan dan proses penulisan Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama, diuraikan tentang isi dari Perjanjian Lama dan proses penulisan Kitab Taurat Abstrak Tulisan ini mencoba mengkaji proses penulisan Kitab Taurat yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama dan Empat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes Yahya yang merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Hasil penulisan menunjukkan, bahwa Kitab Taurat tidak asli lagi, sebab tidak ditulis dari satu sumber saja, tetapi dari empat sumber Yahwist, Elohist, Deuteronomis, dan Priester, ditulis oleh banyak penulis para imam dan penulispenulis lainnya dari rentang waktu yang lama antara tahun 900 SM sampai dengan 500 SM dan dari tempat dan lingkungan sosio-budaya yang bermacammacam Israel, Yehuda, dan Babilonia. Kemudian oleh seorang penulis akhir semua bahan dari empat sumber tadi dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang bernama Kitab Taurat. Adapun Empat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yahya tidak asli lagi, sebab proses penulisannya sejak dari empat dokumen A, B, C, dan Q menjadi Injil sementara Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas dan Proto Yahya sampai menjadi Injil yang sekarang ini atau yang definitif Matius, Markus, Lukas dan Yahya telah terjadi banyak perubahan. Kata kunci Kitab Taurat, Perjanjian Lama, Empat Injil, Perjanjian Baru. PENDAHULUAN Ada beberapa cara pemeluk agama Islam mengkritisi keaslian Kitab Taurat dan Empat Injil. Cara yang pertama, dengan menilainya dari kacamata Al Qurโ€™an. Misalnya dengan menyatakan bahwa Kitab Taurat dan Kitab Injil yang dipakai sebagai kitab suci pemeluk agama Yahudi dan Nasrani sudah dipalsukan atau sudah ada campur tangan manusia. Hal ini didasarkan pada beberapa ayat dari Al Qurโ€™an yang memberi informasi tentang ketidakasliannya Kitab Taurat dan Empat Injil yang sekarang dipakai oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Misalnya di dalam Surat Al An Nisaaโ€™ 46, Surat Al Baqarah 75, dan Surat Al Maidah 41, diinformasikan bahwa isi Taurat sudah dirubah. Selanjutnya di dalam Surat Al Baqarah 146 dan Surat Ali Imran 17 diinformasikan bahwa orang-oang Yahudi dan Nasrani telah menyembunyikan kebenaran tentang Muhammad. Cara ini biasanya dilakukan oleh para muballig atau daโ€™i Muslim. Cara yang kedua, dengan menunjukkan beberapa kontradiksi di dalam Kitab Taurat dan Empat Injil. Misalnya kontradiksi antara ajaran Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran Trinitas atau ajaran-ajaran lainnya baik yang ada di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Cara ini misalnya dilakukan oleh kelompok Arimatea, Irena Handono, Hasbullah Bakri, dsb. Cara yang ketiga, dengan analisis sejarah agama yang menunjukkan bahwa ajaran Trinitas Kristen dipengaruhi oleh ajaran agama lain sebelum agama Kristen ada. Misalnya dengan menyatakan bahwa ajaran Trinitas yang ada di dalam Perjanjian Baru dipengaruhi oleh ajaran Trimurti dari agama Hindu, ajaran agama Yunani Kuno, dan sebagainya. Cara ini dilakukan oleh O. Hashem, M. Arsyad Thalib Lubis, dsb. Adapun pada tulisan ini penulis tidak memakai beberapa cara di atas, tetapi mencoba memakai cara lain yaitu dengan cara mengkaji proses penulisan Kitab Taurat yang merupakan bagian dari Perjanjian Lama dan Empat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes Yahya yang merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Tulisan ini dilakukan dengan cara mengkaji beberapa literatur yang membahas tentang penulisan Kitab Taurat dan Empat Injil, terutama yang dikarang oleh pemeluk Kristen sendiri, baru kemudian dari penulis non Kristen. Setelah beberapa literatur tersebut dikaji kemudian dianalisis secara kualitatif. KITAB TAURAT DALAM PERJANJIAN LAMA Kitab Taurat merupakan bagian dari Perjanjian Lama. Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai kedudukan dan proses penulisan Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama perlulah di sini diuraikan tentang isi dari Perjanjian Lama dan proses penulisan Kitab Taurat. 1. Isi perjanjian Lama Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemis, Ester, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi LAI, 1983 5. Bahasa yang dipakai dalam Perjanjian Lama adalah bahasa Ibrani. Bahasa Ibrani kadang-kadang disebut dengan bahasa Yehuda, bahasa Yahudi dan bahasa Kanaan. Bahasa Ibrani termasuk dalam kelompok Bahasa Semitik, yaitu bahasa yang dipakai oleh orang-orang keturunan Sem, salah seorang anak Nabi Nuh. Di samping ditulis dalam Bahasa Ibrani, ada sebagian kecil Perjanjian Lama yang ditulis dalam bahasa Arami Syria Santoso, 1981 45-46. Ke 39 kitab di dalam Perjanjian Lama diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu Taurat/ Thora/ Pentateuch Bagian dari Taurat ini terdiri dari Kitab kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Bagian Taurat ini ditetapkan keabsahannya sebagai ukuran ajaran yang benar bagi umat Nasrani kanonik pada tahun 456 SM. Pada saat itu Ezra ahli Kitab Suci dari Babel telah membacakan Kitab-kitab Musa Taurat/ Thora/ Pentateuch pada bangsa Yahudi di pembuangan. Nabi-Nabi Nebiim Bagian Nebiim ditetapkan sebagai kitab kanonik pada tahun 200 SM. Kitab-kitab ini sudah ada pada masa pembuangan dan baru dibukukan sesudah masa pembuangan. Pada saat itu Yesus Sirach 190 SM dan 12 nabi Kecil telah mengenal 3 Nabi Besar. Bagian ini terdiri dari a. Nabi-nabi yang terdahulu Nebiim Risyonim, yaitu Yosua Yusak, hakim-hakim Syofetim, I, II Samuel I, II Syemuel, dan I, II Raja-raja I, II Melakim.b. Nabi-nabi yang terkemudian Nebiim Akharonim. Ini terdiri dari dua bagian yaitu i Nabi-nabi Besar, yaitu Yesaya Yesyayahu, Yeremia Yirmeyahu dan Yehezkiel Yechezqel.ii Nabi-nabi Kecil, yaitu Hosea Hosyea, Yoel Joel, Amos, Obaja Obadyah, Yunus Yonah, Mikha Mikah, Nahum, Habakuk, Zefanya Sefanyah dan Maleakhi Malaki. Kitab-kitab Ketubim Bagian ini disahkan sebagai kitab yang bersifat kanonik pada tahun 100 M pada Synode Jamnia. Kitab-kitab ini dihimpun pada masa sesudah pembuangan, walaupun ada bahan-bahan dari sebelum masa pembuangan, yaitu Mazmur dan Amsal. Kitab-kitab Ketubim ini terdiri dari Mazmur Tehillim, Ayub Iyob, Amsal Misyele, Rut Ruth, Kidung Agung Syirโ€™ul-Asyar atau Syir hasysyiirim, Pengkhotbah Alkhatib atau Qohelet, Ratapan Nudub-Yeremia atau Ekah, Ester Esther, Daniel, Ezra, Nehemia Nehemiyah, dan I, II Tawarikh I, II Dibre Hayyamim Naipospos, 1988 9-10. Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa Kitab Taurat merupakan lima kitab yang pertama dari 39 kitab yang ada di Perjanjian Lama. Lima kitab di dalam Kitab Taurat ini adalah Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamamat, Kitab Bilangan, dan Kitab Ulangan. Kitab Taurat juga merupakan bagian yang pertama dari tiga bagian besar Perjanjian Lama yang mencakup a. Taurat,b. Nabi-nabi Nebiim, danc. Kitab-kitab Ketubim. 2. Penulisan Kitab Taurat Kitab Taurat disebut juga dengan istilah Thora atau Pentateuch merupakan lima kitab yang pertama dari 39 kitab yang ada di dalam Perjanjian Lama. Kitab Taurat terdiri dari lima kitab yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Beberapa peneliti Kitab Taurat menemukan beberapa kejanggalan atau keanehan di dalam Kitab Taurat. Beberapa kejanggalan tersebut antara lain sebagai berikut Pertama, di dalam Kitab Taurat sering terjadi pengulangan dalam isi atau cerita. Misalnya sepuluh firman Allah yang sudah disebutkan di dalam Keluaran 20 ditulis lagi dalam Ulangan 5 dengan sedikit perbedaan. Pengusiran Hagar oleh Abraham juga diceritakan dua kali, yaitu di dalam Kejadian 16 dan 21. Demikian juga masih banyak pengulangan cerita lagi di berbagai tempat. Kedua, sering terjadi perubahan bahasa, seolah-olah penulisnya berganti dialek dalam satu bahasa. Contoh yang paling menonjol adalah nama untuk Tuhan. Sebagian teks memakai nama โ€œElohimโ€ untuk Tuhan, sebagian memakai istilah โ€œYahwe,โ€ dan sebagian kecil lainnya memakai kombinasi yang disengaja โ€œYahwe-Elohim.โ€ Ketiga, cerita kadang-kadang juga memberikan kesan seakan-akan tidak begitu logis dan konsekuen. Misalnya di dalam sebagian cerita, Moses sendiri yang memegang peranan paling penting. Dia mengucapkan pidato di muka Firโ€™aun seraya memegang tongkatnya. Tetapi di dalam cerita lain, Harunlah yang menyampaikan pidato dan memegang tongkat Steenbrink, 1987 100. Berdasarkan beberapa kejanggalan tersebut, beberapa peneliti memberikan teorinya tentang penulisan Kitab Taurat. Menurut A. Kuenen dan J. Wellhausen, Kitab Taurat ini berasal dari 4 sumber yang berbeda-beda, yaitu i. Sumber yang menggunakan nama โ€œYahweโ€ Y.ii. Sumber yang menggunakan nama โ€œElohimโ€ E.iii. Sumber yang khususnya terdapat dalam Kitab Ulangan atau Deuteronium D.iv. Sumber yang terutama dipelopori oleh imam-imam yang disebut โ€œPriester Codexโ€ P. Sumber Yahwist menulis sejarah Israel dari penciptaan sampai kepada Kelepasan Keluaran bangsa Israel dari Mesir, dan perkembangan mereka setelah berada di Kanaan. Sumber ini muncul dan ditulis kira-kira tahun 900-800 Sm di daerah selatan Yehuda. Ciri-ciri sumber Yahwist adalah sbb 1 Allah selalau disebut dengan nama Yahwe; juga nenek moyang Israel sudah mengenal nama Pada umumnya Allah di dalam wahyu-Nya penyataan-Nya dilukiskan dan digambarkan dalam bentuk seorang manusia antropomorf.3 Sumber ini bersifat universal, Allah adalah Khalik langit dan bumi 4b dst., dan Allah seluruh dunia dan semua manusia. Berikutnya di dalam sumber Elohist E, Allah disebut dengan nama Elohim. Sumber E menggunakan nama Elohim sampai cerita pemangilan Musa Keluaran 2, dimana Allah menyatakan nama-Nya kepada Musa. Jadi Musalah orang pertama yang mengenal nama Yahwe. Selanjutnya sumber E lahir di Kerajaan Utara Israel kurang lebih tahun 800 dan 700 SM, ketika sinkretisme Baalistis melanda kehidupan agama Israel. Situasi ini diprotes oleh para nabi, terutama dibawahi oleh Nabi Elia dan Elisa. Gerakan para nabi ini mempengaruhi sumber E dan menjadi dasar kemunculan sumber tersebut. Sumber ini menitikberatkan bangsa Israel sebagai bangsa yang dipilih Allah, atau menekankan hubungan yang khusus antara Allah dengan bangsa Israel. Maka sumber ini bersifat partikularistik. Seterusnya sumber Deuteronomist D muncul pada tahun 622 SM di Yerusalem ketika Bait Allah sedang diperbaiki atas perintah Raja Yosia. Pada saat itu para tukang menemukan suatu naskah gulungan yang disebut sebagai Taurat II Raja 22 8 yang ternyata adalah sebagian dari Kitab Ulangan, yaitu fasal 12-26. Secara teologis sumber ini menentang sinkretisme. Hal ini terlihat di dalam pembaharuan Deutoronomis, dimana kuil-kuil di luar kota Yerusalem diprotes dan ditutup, sebab kuil-kuil tersebut disebut sebagai pusat sinkretisme. Di samping itu sumber ini juga menekankan pemanggilan Allah kepada bangsa Israel menjadi bangsa pilihan-Nya. Konsekuensinya bangsa Israel harus mematuhi segaka perintah dan hukum-hukum Allah. Apabila mereka tidak mematuhinya, maka Allah akan menghukum dan menolak mereka. Akhirnya sumber Imamat atau Priester codex P lahir kira-kira pada tahun 550 sampai 500 SM. Penulisan ini terjadi di masa bangsa Israel ditawan di Babilonia dan Bait Allah di Yerusalem hancur. Pada masa ini para imam menulis segala tradisi yang ada dan mengumpulkannya supaya tidak hilang. Maksud P menulis ialah untuk mengingatkan bangsa Israel bahwa merekalah bangsa kudus Allah. Dalam kerangka ini P sangat menekankan peranan kultus. Dengan demikian tulisan-tulisan P banyak menyangkut aturan-aturan kebaktian dan semua hal yang berhubungan dengan dengan imamat. Aturan-aturan kultus P teristimewa terdapat dalam Kitab Imamat. Sementara itu para ahli lain menaruh perhatian pada bagian yang paling kecil dari Pentateukh, kepada bentuk sasteranya dan peranannya dalam kebudayaan bangsa Israel. Ada ahli yang menguraikan keempat sumber besar di atas menjadi anak-anak sumber yang lebih kecil. Misalnya sumber โ€œYโ€ diuraikan menjadi Y, Y1, Y2, Y3. Sumber โ€œEโ€ juga diurai menjadi E, E1, E2, E3. Selanjutnya Engnell menggantikan teori sumber ini dengan memperhatikan tradisi-tradisi lisan dan tradisi tulisan. Menurut dia setelah dalam perkembangan yang lama, tradisi-tradisi lisan dikumpulkan oleh seorang redaktur menjadi Kitab Kejadian sampai Bilangan. Sementara itu seorang redaktur lain mengumpulkannya menjadi Kitab Ulangan sampai Raja-raja Naipospos,1988 17-22. EMPAT INJIL DALAM PERJANJIAN BARU Sebagaimana disebutkan di atas, Empat Injil merupakan bagian dari Perjanjian Baru. Untuk dapat memahami kedudukan dan proses penulisan Empat Injil dalam Perjanjian Baru perlulah di sini diuraiakan mengenai isi dan proses penulisan dari Perjanjian Baru. 1. Isi Perjanjian Baru Perjanjian Baru terdiri dari 27 Kitab. Nama-nama kitab tersebut adalah sebagai berikut Matius, Markus, Lukas, Yohanes Yahya, Kisah Para Rasul, Roma, I Korintus, II Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, Ibrani, Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, Wahyu LAI, 1983 5. Sedang istilah Kitab Injil yang biasa diketahui oleh kebanyakan orang Islam ialah empat kitab yang pertama dari Perjanjian Baru Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Mereka kurang menyadari bahwa masih ada 23 kitab lain di dalam Perjanjian Baru. Bahasa yang dipakai dalam Perjanjian Baru adalah bahasa Yunani Koine. Bahasa Yunani Koine ini biasa disebut juga dengan Koine dialektos atau Hellenistik Greek atau terkadang disebut dengan bahasa Yunani umum, karena paling luas daerah pemakaiannya. Yang dipakai bukan bahasa Yunani Homeric bahsa Yunani klasik, Attic bahasa Yunani yang dipakai oleh penduduk di pedalaman negeri Grika, di Attica, suatu distrik dekat dengan Atena, Byzantine maupun Modern. Hanya sebagian kecil dari Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Arami Syria Santoso, 1981 46, 47. Secara garis besar ke-27 kitab dari Perjanjian Baru dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan besar, yaitu a. Injil-injil dan Kisah Para Rasul Injil-injil ini berisi kesaksian tentang perkataan dan perbuatan Yesus dimana di dalam Yesus kerajaan Allah telah datang, menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Raja Abadi, Mesias yang dijanjikan. Dia diberi gelar Kristus Christos dalam bahasa Yunani, yang berarti yang diurapi โ€œChristosโ€ bahasa Yunani sama dengan Masyiyah bahasa Ibrani, sedang dalam Bahasa Indonesia disebut Messias. Adapun Kisah Para Rasul berisi tentang perkembangan kerajaan Allah sesudah Yesus naik ke sorga, sampai ke pusat dunia zaman itu Roma. b. Tiga Belas Surat Paulus dan Surat Ibrani. Surat-surat Paulus menyertai dan membimbing perkembangan Gereja dan memberitakan Injil Duyverman, 197535. Ketiga belas surat Paulus ini adalah Surat Roma, I Korintus, II Korintus, Galatia, Efsus, Filipi, Kolose, I Tesalonika, II Tesalonika, I Timotius, II Timotius, Titus, dan Filemon Yayasan, 2001 12. Sembilan dari Surat-surat Paulus ditujukan ke gereja-gereja dan empat buah ditujukan kepada perseorangan. Kebanyakan dari surat-surat tersebut menguraikan masalah-masalah yang timbul di gereja kecuali Surat Efesus. Ada beberapa surat yang bernada sangat akrab Filipi dan II Korintus dan yang lainnya mempunyai gaya yang lebih resmi dan mirip sebuah tesis, dan dalam unsur-unsur pokoknya tidak termasuk pembukaan dan penutup yang biasanya bersifat pribadi menunjukkan nada yang praktis. Mungkin Surat Roma merupakan contoh yang terkemuka dari jenis ini. Selanjutnya, isi surat-surat kiriman Paulus tersebut beraneka ragam dan juga gabungan antara bagian ajaran dengan bagian praktiknya seimbang Yayasan, 2001 14. Surat Ibrani berbeda dengan suratsurat lainnya, tidak ditujukan kepada jemaat tertentu tetapi berupa uraian Duyverman, 1975 35. Surat ini terutama membicarakan masalah penderitaan sama dengan isi surat Yakobus dan I Petrus Yayasan, 2001 14. c. Ke-7 Surat Am. Sering juga Surat Am disebut dengan Surat-surat Katolik. Maksudnya surat-surat tersebut tidak ditujukan kepada jemaat tertentu seperti surat-surat Paulus, tetapi kepada gereja seluruhnya. Dalam bahasa Yunaninya disebut dengan surat-surat โ€œkath holen ten oikomenen, โ€œ artinya bagi seluruh bumi Duyverman, 1975 36. Ke-7 SuratAm ini adalah Surat Yakobus, I Petrus, II Petrus, I Yohanes, II Yohanes, III Yohanes, dan Yudas Yayasan, 2001 12. Meskipun penulis surat-surat ini bermacam-macam, tetapi isinya dapat dikelompokkan menjadi dua judul utama. Pertama, beberapa surat yang terutama membicarakan masalah penderitaan Yakobus dan I Petrus. Kedua, yang terutama membicarakan masalah ajaran palsu I dan II Petrus, I, II, III Yohanes, dan Yudas Yayasan, 2001 14. d. Wahyu. Kitab ini termasuk jenis kitab eskhatologis dan apokaliptis, yang menghibur jemaat dalam pengembaraannya di dunia ini. Kata eskatologis berasal dari kata Yunani ta eskala, artinya hal ihwal yang akhir, dalam arti theologios khususnya ialah akhir zaman. Sedang kata apokalptis berasal dari kata Yunani apokalyptem yang berarti membuka tudung, menyingkapkan khususnya mengenai akhir zaman Duyverman, 1975 36. Sebagaimana kitab nubuat Daniel dalam Perjanjian Lama, sebagian besar dari kitab Wahyu menguraikan penghukuman Allah pada akhir zaman terhadap โ€œsemua orang yang diam di atas bumi.โ€ Di dalam kitab Wahyu klimaks penebusan digambarkan. Kata-kata Paulus yang pernah diucapkan sebelumnya bahwa rencana Allah ialah โ€œmempersatukan di dalam Kristus . . . segala sesuatuโ€ Efesus 1 10, telah menjadi kenyataan ketika Yohanes menulis Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanyaโ€ Wahyu 11 15 Yayasan, 2001 15. Gaya bahasa di dalam Perjanjian Baru bermacam-amacam. Ada kitab yang gaya bahasanya kurang baik misalnya Kitab Wahyu, ada yang terlatih misalnya Kitab Lukas dan Kitab Ibrani, dan ada yang sederhana misalnya Markus. Injil yang empat Matius, Markus, Lukas, dan Yahya mendapat status sebagai Injil Kanonik sekitar tahun 170 M. Sebelum Injil yang empat ditulis di masyarakat Kristen sudah beredar surat-surat dari Paulus. Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa Empat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes/ Yahya merupakan empat kitab yang pertama dari 27 kitab yang ada di dalam Perjanjian Baru. Demikian juga Empat Injil merupakan bagian yang pertama dari empat bagian besar di dalam Perjanjian Baru, yaitu a. Injil-injil dan Kisah Para Rasul,b. Tiga Belas Surat Paulus dan Surat Ibrani, c. Ke-7 Surat Am, dan d. Wahyu. 2. Penulisan Empat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes/ Yahya Pada zaman modern beberapa peneliti Injil mulai mengerti bahwa setiap pengarang Injil, meskipun mengambil informasi yang ada pada pengarang lain, ia juga menyusun suatu riwayat menurut seleranya dan pandangan pribadinya. Oleh karena itu beberapa ahli mulai memperhatikan kumpulan bahan-bahan hikayat, di satu pihak dalam tradisi lisan kelompok-kelompok asli, dan di lain pihak dalam sumber umum dalam bahasa Aramik yang mestinya ada, akan tetapi sampai sekarang belum ditemukan orang. Sumber yang tertulis ini mungkin merupakan suatu kumpulan yang utuh atau berupa bagian-bagian yang bermacam-macam yang dapat dipakai oleh setiap pengarang Injil untuk menulis Injilnya. Holtzmann berteori bahwa Matius dan Lukas memakai sumber dari Markus dan dari suatu dokumen yang sekarang hilang. Selain itu Matius dan Lukas masing-masing memakai sumber sendiri. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut Teori di atas dikritik oleh O. Culmann sebagai berikut Karangan Markus yang dipakai oleh Lukas dan Matius tersebut belum tentu merupakan Injil Markus. Boleh jadi yang dianggap Injil Markus tersebut berupa karangan lain yang ditulis sebelumnya. Teori tersebut mengabaikan tradisi lisan. Padahal tradisi lisan inilah yang memelihara kata-kata Yesus dan hikayathikayat kegiatannya selama 30 atau 40 tahun. Sesungguhnya setiap pengarang Injil itu hanya juru bicara masyarakat Kristen yang merupakan tradisi lisan. Menurut Boismard ada 4 dokumen yang merupakan sumber-sumber Injil. Dokumen tersebut dinamakan A, B, C dan Q. Dokumen A berasal dari lingkungan Yahudi Kristen yang memberikan inspirasi kepada Matius dan Markus. Dokumen B adalah interpretasi dokumen A yang dipakai dalam Gereja Pagan Kristen Kafir-Kristen. Dokumen ini telah memberi inspirasi kepada semua penulis Injil, keculi Matius. Dokumen C telah memberi inspirasi kepada Markus, Lukas dan Yahya. Dokumen Q merupakan bagian besar dari sumber bersama yang dipakai oleh Matius dan Lukas. Ini adalah dokumen bersama yang disebut dalam teori โ€œdua sumber.โ€ Di antara 4 macam dokumen tersebut di atas tidak ada yang menjadi teks definitif yang dimiliki sekarang. Antara dokumen-dokumen tersebut dan redaksi terakhir ada redaksi-redaksi antara yang dinamakan Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas dan Proto Yahya. Dokumen-dokumen antara tersebut akhirnya menjadi Injil yang empat, baik dengan memberi inspirasi kepada masing-masing Injil atau kepada lebih dari satu Injil. Bagan dari teori di atas ditampilkan pada bagan 1. Berdasarkan informasi di atas dapatlah disimpulkan bahwa dengan membaca Injil, pembaca sama sekali tidak yakin bahwa pembaca telah membaca kata-kata Yesus. Benoit memperingatkan pembaca Injil tentang hal ini, tetapi memberi konpensasi sebagai berikut Jika pembaca terpaksa tidak dapat mendengarkan suara langsung dari Yesus, ia mendengar suara Gereja Rasjidi, 1979 118-123. Ada lagi teori tentang penulisan Injil yang dinamakan teori Formgeschichte. Menurut teori ini cerita-cerita tentang kehidupan Yesus bertahun-tahun lamanya beredar di antara pengikut-pengikutnya secara lisan. Kemudian bentuk-bentuk cerita tersebut ditulis dan diklasifikasikan sesuai dengan isinya, yaitu mujizatmujizat, nasihat-nasihat, pengajaran-pengajaran dsb. Kemudian fragmenfragmen tersebut dikumpulkan dan dicocokkan dengan maksud penulis setiap kitab Injil. Oleh karena itu kitabkitab Injil bukanlah merupakan laporan historis 100% dari kehidupan dan perbuatan Yesus, tetapi suatu kisah yang disusun dan ditulis untuk memenuhi kebutuhan rohani jemaat permulaan Tulluan, 43. Selanjutnya Injil Matius, Markus dan Lukas mempunyai banyak cerita yang sama, bahasa yang sama, susunan kalimat dan kata-kata yang sama. Oleh karena itu dinamakan Injil synopsis. Berdasarkan beberapa persamaan ini ada dugaan Pertama, adanya satu sumber tulisan-tulisan yang digunakan atau dengan kata lain yang dijiplak. Berdasarkan dugaan ini, ada beberapa kemungkinan i. Markus, Matius dan Lukas ditulis secara Markus dikarang lebih dahulu, baru dipergunakan sebagai sumber oleh Matius, kemudian Lukas mengambil pula karangan Matius sebagai Markus menjadi dasar untuk Matius dan Lukas, yang mengarang Injil-injil mereka tanpa saling Markus merupakan petikan dari Markus dan Lukas. Kedua, Injil Markus dikarang lebih dahulu. Selanjutnya Injil Matius dan Lukas ditulis kemudian lepas satu sama lain. Kedunya Matius dan Lukas mengambil sumber baik Injil Markus terutama untuk ajaran-ajaran maupun sumber lain Q. Di samping itu masingmasing Injil Markus, Matius dan Lukas masih mengambil bahan-bahan khas yang diambil dari tradisi yang tersiar dalam gereja Duyverman, 1976 36-41. ANALISIS TERHADAP PENULISAN KITAB TAURAT Berdasarkan pendapat A. Kuenen dan J. Wellhausen Kitab Taurat berasal dari empat sumber yang berbeda-beda. Pertama, sumber โ€œYโ€ Yahwist. Sumber ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Tuhan disebut dengan โ€œYahweโ€, antropomorf, dan universal. Sumber ini berisi tentang sejarah Israel dari penciptaan sampai kepada Kelepasan Keluaran bangasa Israel dari Mesir, dan perkembangannya setelah berada di Kanaan. Sumber โ€œYโ€ muncul dan ditulis kira-kira tahun 900-800 SM di daerah selatan Yehuda. Kedua, sumber โ€œEโ€ Elohist. Sumber ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Tuhan disebut dengan โ€œElohimโ€ dan bersifat partikularistik. Sumberi ini menggunakan nama โ€œElohimโ€ sampai cerita pemanggilan Musa Keluaran 2 dimana Tuhan menyatakan nama-Nya kepada Musa. Jadi Musalah orang pertama yang mengenal nama Yahwe. Sumber โ€œEโ€ lahir di Kerajaan Utara Israel kuranf lebih tahun 800 โ€“ 700 SM. Ketiga, sumber โ€œDโ€ Deutoronomist. Sumber ini berisi tentang penolakan sinkretisme yang berada di kuil-kuil di luar kota Yerusalem. Sumber ini juga menekankan pemanggilan Tuhan kepada bangsa Israel sebagai bangsa pilihan-Nya. Konsekuensinya bangsa Israel harus mematuhi semua perintah dan hukum Tuhan. Bila mereka tidak mematuhinya, maka Tuhan akan menghukum dan menolak mereka. Sumber โ€œDโ€ ada pada tahun 622 SM di Yerusalem ketika Bait Allah diperbaiki atas perintah Raja Yosia. Pada saat itu para tukang menemukan suatu naskah gulungan yang disebut sebagai taurat II Raja 22 8 yang ternyata adalah sebagian dari Kitab Ulangan, yaitu fasal 12-26. Keempat, sumber โ€œPโ€ Priester Codex. Sumber ini lahir kira-kira pada tahun 550-500 SM. Penulisan ini terjadi pada masa bangsa Israel ditawan di Babilonia dan Bait Allah di Yerusalem hancur. Pada masa ini para imam menulis segala tradisi yang ada dan mengumpulkannya supaya tidak hilang. Sumber ini mengingatkan bahwa bangsa Israel adalah bangsa kudus Allah. Dalam kerangka ini sumber P menekankan peranan kultus. Oleh karena itu tulisan-tulisan dari sumber P banyak menyangkut aturan-aturan kebaktian dan imamat. Aturan-aturan kultus P teristimewa terdapat di dalam Kitab Imamat. Berdasarkan teori empat sumber di atas, dapatlah diambil suatu pengertian bahwa Kitab Taurat ditulis bukan oleh seorang penulis Musa. Tetapi ditulis oleh banyak penulis para imam dan penulispenulis lainnya dari rentang waktu yang lama kurang lebih tahun 900 SM sampai dengan 500 SM dan dari tempat dan lingkungan sosio-budaya yang bermacammacam Israel, Yehuda, dan Babilonia. Kemudian oleh seorang penulis akhir semua bahan dari empat sumber di atas dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang bernama Kitab Taurat. Sebagai konsekuensinya di dalam Kitab Taurat terdapat beberapa kejanggalan, misalnya dalam pengulangan isi atau cerita, perubahan bahasa, cerita tidak begitu logis dan konsekuen. Secara logis maka Kitab Taurat yang sekarang ini dipercayai sebagai kitab suci agama Yahudi dan Kristen tidak asli lagi sebagai wahyu Allah, karena sudah melibatkan banyak campur tangan manusia dari berbagai status sosial penulisnya, dari berbagai lingkungan sosio-budaya dan disusun selama berabad-abad lamanya. Berkaitan dengan campur tangan manusia dalam penulisan Kitab Taurat ini Dr. Maurice Bucaille menyatakan Dalam rangka kritik mengenai teks, Taurah Pentateuque memberi contoh yang amat jelas tentang perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia, pada bermacammacam periode sejarah bangsa Yahudi, tradisi lisan dan teks-teks yang berasal dari generasi-generasi terdahulu Rasjidi, 1979 39. Selanjutnya Prof. Dr. Al Aโ€™zami dalam hal ini menyatakan Sebuah kesan yang salah telah terbangun di antara para pembaca umum bahwa PL telah ditransmisikan sepanjang masa secara persis kata demi kata, dan huruf demi huruf. Padahal tidaklah demikian kasusnya; bahkan โ€œSepuluh Perintah The Ten Commandments saja berbeda dalam dua versi. Para sarjana sepakat bahwa pada akhir era pra-Masehi, teks PL dikenal dalam berbagai tradisi yang berbeda satu sama lain pada tingkat yang beragam. Untuk menyelesaikan teka-teki tipe teks yang sangat beragam ini, para sarjana telah menggunakan pendekatan-pendekatan approaches yang berbeda. โ€œFrank M. Cross menafsirkan keberagaman tersebut sebagai bentuk-bentuk teks lokal Palestina, Mesir, dan Babilonia,โ€ yang berarti bahwa setiap pusat dari pusat-pusat itu memelihara teks PL masing-masing, yang sama sekali berdiri sendiri independent dan tak ada hubungan apapaun dengan teks-teks yang digunakan pusat-pusat yang lain. Shemaryahu Talmon menolak teorinya Cross; sebagai gantinya dia berpendapat bahwa โ€œpara pengarang, penghimpun, dan juru tulis dulu itu menikmati apa yang bisa diistilahkan sebuah kebebasan yang terkontrol tentang keragaman teks . . . .Dari tahap transmisi manuskripnya yang paling awal, teks Perjanjian Lama memang dikenal dalam sebuah keragaman tradisi yang berbeda satu sama lain sampai pada kadar yang beragam pula. Jadi, sementara Cross berpendapat bahwa setiap pusat centre menentukan bentuk teksnya masing-masing, Talmon berargumen bahwa keberagaman ini tidak disebabkan karena pusat-pusat yang berbeda, akan tetapi karena para penghimpun dan juru tulis teks-teks itu sendiri yang sejak semula memang menggunakan sedikit kebebasan dalam hal bagaimana mereka membentuk ulang teks itu. Apa pun jawabannya, wujudnya bentuk-bentuk teks yang berbeda tidak mungkin dimungkiriโ€. Solihin at. all., 2005 269-270. Dalam konteks ini Al Qurโ€™an, Surat An Nisaโ€™ ayat 46 telah menyatakan โ€œYaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata โ€œKami mendengar,โ€ tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan mereka mengatakan pula โ€œDengarlahโ€ sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan mereka mengatakan โ€œRaaโ€™inaโ€, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan โ€œKami mendengar dan patuh, dan dengarlah dan perhatikanlah kamiโ€, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipisโ€. Depag., 2003 126. Demikian juga di dalam Surat Al Maidah ayat 41 dinyatakan โ€œ. . . Orang-orang Yahudi itu amat suka mendengar berita-berita bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan Taurat dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan โ€œJika diberikan ini yang sudah dirubah-rubah oleh mereka kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilahโ€ . . . Depag., 2003 166. Dengan demikian informasi Al Qurโ€™an tentang ketidakaslian Al Kitab, termasuk di dalamnya Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama, sesuai dengan hasil penelitian ilmiah modern yang menyimpulkan bahwa dalam proses penulisannya Kitab Taurat mengalami banyak perubahan. Analisis terhadap penulisan Empat Injil Menurut Boismard ada empat dokumen yang menjadi sumber penulisan Empat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yahya yang ada sekarang ini. Untuk memudahkan keempat sumber tersebut diberi nama dokumenr A, B, C dan Q. Dokumen A merupakan sumber yang berasal dari lingkungan Yahudi Kristen. Dokumen ini memberi inspirasi pada Matius dan Markus dalam menulis Injilnya. Dokumen B merupakan interpretasi dokumen A yang dipakai dalam Gereja Pagan Kristen Kafir-Kristen. Dokumen ini menjadi inspirasi kepada Markus, Lukas dan Yahya dalam menulis Injilnya. Hanya Matius yang tidak mengambilnya sebagai insprasi penulisan Injilnya. Dokumen C memberi inspirasi kepada Markus, Lukas dan Yahya. Akhirnya dokumen Q merupakan bagian besar dari sumber bersama yang digunakan oleh Matius dan Lukas dalam menulis Injilnya. Di antara 4 macam dokumen tersebut di atas tidak ada yang menjadi teks definitive yang dimiliki sekarang. Di antara dokumen-dokumen tersebut dan redaksi terakhir ada redaksi-redaksi antara yang dinamakan Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas dan Proto Yahya. Dokumen-dokumen antara tersebut akhirnya menjadi Injil yang empat, baik dengan memberi inspirasi kepada masing-masing Injil atau kepada lebih dari satu Injil. Berdasarkan pendapat Boismard tersebut di atas jelaslah bahwa Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya yang ada sekarang ini tidak asli dari kata-kata atau perbuatan-perbuatan Yesus sendiri yang didengar, dilihat secara langsung oleh Matius, Markus, Lukas dan Yahya yang kemudian ditulisnya. Injil yang ada sekarang ini berasal dari empat dokumen A, B, C dan Q. Injil Matius ditulis berdasarkan inspirasi dokumen A, dan Q. Injil Markus ditulis berdasarkan inspirasi dari dokumen A, B, dan C. Injil Lukas ditulis berdasarkan inspirasi dari dokumen B, C dan Q. Akhirnya Injil Yahya ditulis berdasarkan inspirasi dari dokumrn B dan C. Selanjutnya sebelum menjadi Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya yang sekarang ini atau yang difinif, ternyata melalui tulisan Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya yang bersifat โ€œsementaraโ€ yang disebut dengan istilah Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas dan Proto Yahya. Tentu saja proses penulisan dari dokumen-dokumen A, B, C, dan Q menjadi โ€œInjil sementaraโ€ terjadi banyak perubahan. Akhirnya proses dari โ€œInjil sementaraโ€ Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas, dan Proto Yahya menjadi Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yahya yang ada sekarang ini atau yang โ€œdifinitif,โ€ terjadi lagi perubahan-perubahan. Ringkasnya proses sejak dari empat dokumen A, B, C, dan Q menjadi โ€œInjil sementaraโ€ Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas, dan Proto Yahya, kemudian menjadi Injil yang sekarang ini atau yang โ€œdefinitifโ€ Matius, Markus, Lukas, dan Yahya, telah terjadi banyak sekali perubahan. Dengan kata lain Injil yang ada sekarang ini sudah tidak asli lagi. Dalam hal ini Dr. Maurice Bucaille menyatakan bahwa dengan membaca Injil pembaca sama sekali tidak yakin bahwa pembaca telah membaca kata-kata Yesus. Benoit memperingatkan pembaca Injil tentang hal ini, tetapi memberi konpensasi bahwa jika pembaca tidak dapat mendengarkan suara langsung dari Yesus, paling tidak ia telah mendengar suara gereja Rasjidi, 1979 123. Beberapa perubahan yang melibatkan banyak tangan manusia di dalam penulisan Empat Injil ini telah diinformasikan di dalam Surat Al Baqarah ayat 79 sebagai berikut โ€œMaka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya โ€œIni dari Allah,โ€ dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakanโ€. Depag., 2003 23. Dengan demikian informasi Al Qurโ€™an tentang ketidakaslian Al Kitab, termasuk di dalamnya Empat Injil di dalam Perjanjian Baru, sesuai dengan hasil penelitian ilmiah modern yang menyimpulkan bahwa dalam proses penulisannya Empat Injil telah mengalami banyak perubahan. KESIMPULAN Kitab Taurat tidak asli lagi, sebab tidak ditulis dari satu sumber saja, tetapi dari empat sumber Yahwist, Elohist, Deuteronomis, dan Priester, ditulis oleh banyak penulis para imam dan penulis-penulis lainnya dari rentang waktu yang lama antara tahun 900 SM sampai dengan 500 SM dan dari tempat dan lingkungan sosio-budaya yang bermacammacam Israel, Yehuda, dan Babilonia. Kemudian oleh seorang penulis akhir semua bahan dari empat sumber tadi dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang bernama Kitab Taurat. Proses penulisan dari empat sumber tadi sampai ditulis oleh seorang penulis akhir menjadi Kitab Taurat telah terjadi banyak perubahan. Sedangkan Empat Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yahya tidak asli lagi, sebab proses penulisannya sejak dari empat dokumen A, B, C, dan Q menjadi Injil sementara Matius intermedier, Markus intermedier, Proto Lukas dan Proto Yahya sampai menjadi Injil yang sekarang ini atau yang definitif Matius, Markus, Lukas dan Yahya telah terjadi banyak perubahan. DAFTAR PUSTAKA Al Qurโ€™an dan Terjemahnya. 2003. Jakarta 1975. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta BPK Gunung Alkitab Indonesia. 1983. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab ed.. 1988. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta PT. BPK Gunung M trans.. 1979. Bibel, Qurโ€™an dan Sains Modern. Jakarta Penerbit Bulan Miriam. 1981. Bibliologi Pengantar Alkitab Reviced. Malang Seminari Alkitab Asia Tenggara Sohirin. at. all. trans.. 2005. Sejarah Teks Al-Qurโ€™an dari Wahyu sampai Kompilasi Kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jakarta Gema Insani Karel A. 1987. Perkembangan Teologi dalam Dunia Kristen Modern. Yogyakarta IAIN Sunan Kalijaga Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang Departemen Literatur YPPII. Yayasan Penerbit Gandum Mas trans.. 2001. Pengantar Perjanjian Baru. Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas. Sumber Ishraqi, Vol. IV Nomor 1, Januari-Juni 2008 hlm 41-55 KelihatannyaMuhammad yakin bahwa kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang ada masih benar, atau jika tidak, pasti ia tidak akan mendorong supaya orang mempercayai dan mengikuti kitab-kitab itu (Sura 3:4,5; 5:66-68; 21:7). Updated on 20 Agustus 2010 by muhammadqosim Allah subhanahu wataโ€™ala berfirman ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู„ูŽููŽุฑููŠู’ู‚ู‹ุง ูŠูŽู„ู’ูˆููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ุณูู†ูŽุชูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ู„ูุชูŽุญู’ุณูŽุจููˆู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู‡ููˆูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ูˆูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ โ€œSesungguhnya ada segolongan di antara mereka yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu mengira yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan Ini yang dibaca itu datang dari sisi Allahโ€™, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.โ€ Ali Imran 78 lihat pembahasan tafsirnya disini ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽุณููˆู’ู„ู ู„ุงูŽ ูŠูŽุญู’ุฒูู†ู’ูƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูุณูŽุงุฑูุนููˆู’ู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ูƒููู’ุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุขู…ูŽู†ู‘ูŽุง ุจูุฃูŽูู’ูˆูŽุงู‡ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุชูุคู’ู…ูู†ู’ ู‚ูู„ููˆู’ุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ู‡ูŽุงุฏููˆุง ุณูŽู…ู‘ูŽุงุนููˆู’ู†ูŽ ู„ูู„ู’ูƒูŽุฐูุจู ุณูŽู…ู‘ูŽุงุนููˆู’ู†ูŽ ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ุขุฎูŽุฑููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุชููˆู’ูƒูŽ ูŠูุญูŽุฑู‘ููููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ูู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู ู…ูŽูˆูŽุงุถูุนูู‡ู ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ุฅูู†ู’ ุฃููˆู’ุชููŠู’ุชูู…ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ููŽุฎูุฐููˆู’ู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูุคู’ุชูŽูˆู’ู‡ู ููŽุงุญู’ุฐูŽุฑููˆุง ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‡ู ููุชู’ู†ูŽุชูŽู‡ู ููŽู„ูŽู†ู’ ุชูŽู…ู’ู„ููƒูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุทูŽู‡ู‘ูุฑูŽ ู‚ูู„ููˆู’ุจูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุฎูุฒู’ูŠูŒ ูˆูŽู„ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุนูŽุธููŠู’ู…ูŒ โ€œHai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera memperlihatkan kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka Kami telah berimanโ€™, padahal hati mereka belum beriman; dan juga di antara orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi itu amat suka mendengar berita-berita bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka mengubah perkataan-perkataan Taurat dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan Jika diberikan ini yang sudah diubah-ubah oleh mereka kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.โ€™ Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun yang datang dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang besar.โ€ Al-Maidah 41 Kitab Taurat dan Injil Telah Berubah Allah subhanahu wataโ€™ala tidak memberikan jaminan penjagaan atas kalam-Nya yang termaktub dalam kitab Taurat dan Injil, sebagaimana jaminan penjagaan yang diberikan-Nya kepada Al-Qur-an ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุญู’ู†ู ู†ูŽุฒู‘ูŽู„ู’ู†ูŽุง ุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑูŽ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ู„ูŽู‡ู ู„ูŽุญูŽุงููุธููˆู’ู†ูŽ โ€œSesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikra Al-Qur-an dan sungguh Kamilah yang akan menjaganya.โ€ Al-Hijr 9 Karena penjagaan ini maka Al-Qur`an selama-lamanya tidak akan dapat dipalsukan sampai kalamullah itu diangkat kembali dari lembaran dan dada-dada manusia dari hapalan mereka menjelang hari kiamat. Adapun kitab samawi lainnya seperti Taurat dan Injil tidaklah selamat dari pemalsuan sehingga wajar bila kita katakan kitab-kitab yang dipegang ahlul kitab telah dipalsukan para rahib dan pendeta mereka dari aslinya. Ini berdasarkan pengabaran Allah subhanahu wataโ€™ala sendiri melalui Al-Qur`an, dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dari atsar dan juga dari bukti-bukti sejarah serta pertentangan dan keganjilan-keganjilan yang ada di dalam Taurat dan Injil sendiri. Di dalam Al-Qur`an, Allah subhanahu wataโ€™ala mengabarkan bahwa ahlul kitab telah mengubah-ubah kitab mereka yang tadinya merupakan kalamullah yang diturunkan dari atas langit, namun kemudian karena ulah para pendeta Yahudi dan Nasrani bercampurlah kalamullah tersebut dengan kalam manusia. Bahkan kalamullah itu sendiri mereka ubah dan dipindahkan dari tempatnya, sehingga kitab mereka tidak lagi murni sebagaimana diturunkan pada awalnya, tetapi tercampur dengan kepalsuan dan kedustaan, dan susah untuk dipisahkan mana yang haq dan mana yang batil. Allah subhanahu wataโ€™ala berfirman ููŽูˆูŽูŠู’ู„ูŒ ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽูƒู’ุชูุจููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ุจูุฃูŽูŠู’ุฏููŠู’ู‡ูู…ู’ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠูŽุดู’ุชูŽุฑููˆุง ุจูู‡ู ุซูŽู…ูŽู†ู‹ุง ู‚ูŽู„ููŠู’ู„ุงู‹ ููŽูˆูŽูŠู’ู„ูŒ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู…ู‘ูŽุง ูƒูŽุชูŽุจูŽุชู’ ุฃูŽูŠู’ุฏููŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽูˆูŽูŠู’ู„ูŒ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู…ู‘ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู’ู†ูŽ Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya โ€œIni dari Allahโ€, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.โ€ Al-Baqarah 79 [1] Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata โ€œYang Allah maksudkan dengan firman-Nya ini adalah orang-orang Yahudi Bani Israil yang telah melakukan tahrif atas Kitabullah. Dan mereka menulis sebuah kitab berdasarkan penakwilan/ penafsiran menyimpang yang mereka buat, menyelisihi dengan apa yang Allah subhanahu wataโ€™ala turunkan kepada Nabi Musa alaihissalam. Kemudian orang-orang Yahudi ini menjual kitab karangan mereka itu kepada suatu kaum yang tidak memiliki ilmu tentang penakwilan tersebut, tidak pula memiliki pengetahuan dengan apa yang terdapat dalam Taurat, dan kepada orang-orang bodoh yang tidak mengetahui apa yang terdapat dalam kitabullah. Mereka, orang-orang Yahudi melakukan hal ini, karena ingin mendapatkan dunia yang rendah.โ€ Jamiโ€™ul Bayan fi Ta`wil Ayil Qur`an 1/422 Allah subhanahu wataโ€™ala berfirman ู…ูู†ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ู‡ูŽุงุฏููˆุง ูŠูุญูŽุฑู‘ููููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ูู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽูˆูŽุงุถูุนูู‡ู โ€œMereka orang-orang Yahudi mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.โ€ An-Nisa 46 Ayat di atas menunjukkan bahwa sifat orang-orang Yahudi itu suka mengganti dan mengubah-ubah makna Taurat dari tafsir yang sebenarnya. Jamiul Bayan fi Ta`wil Ayil Qur`an 4/121 Perubahan yang mereka lakukan itu bisa berupa lafadz atau maknanya, atau keduanya sekaligus. Mereka mengubah hakikat yang ada, menempatkan al-haq di atas al-batil, dan menentang al-haq itu. Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 181 Sejarah Perubahan Taurat Dalam kitabnya Al-Fishal fil Milal wal Ahwa` wan Nihal, Ibnu Hazm rahimahullah menyebutkan secara panjang lebar sejarah Bani Israil sejak wafatnya Nabi Musa alaihissalam untuk membuktikan bahwa kitab Taurat tidak lagi asli tetapi telah diubah-ubah. Disebutkan bahwa sepeninggal Nabi Musa alaihissalam, Bani Israil dipimpin Yusyaโ€™ bin Nun selama 31 tahun dengan tetap istiqamah berpegang dengan agama. Kemudian mereka dipimpin Fainuhas ibnul Azar bin Harun selama 25 tahun, juga masih istiqamah di atas agama. Setelah wafatnya Fainuhas, seluruh Bani Israil murtad dari agama mereka dan menyembah berhala secara terang-terangan. Dan sejak itu mereka dipimpin penguasa-penguasa kafir, meski terkadang diselingi kepemimpinan penguasa yang beriman. Namun tetap lebih dominan dikuasai penguasa kafir dan yang berkubang dalam kekafiran dan penyembahan terhadap berhala. Al-Fishal fil Milal wal Ahwa` wan Nihal, 1/ 213-215 Al-Allamah Asy-Syaikh Rahmatullah bin Khalilur Rahman Al-Kairanawi Al-Hindi rahimahullah menyebutkan beberapa bukti bahwa kitab Taurat dan Injil yang ada sekarang bukanlah Taurat dan Injil yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa alaihissalam. Di antaranya, beliau menyebutkan fakta sejarah berkenaan dengan Taurat bahwasanya Taurat yang ada sekarang terputus sanadnya sebelum zaman raja Yusyaโ€™ bin Amun yang berkuasa pada tahun 638 SM. Sedangkan nuskhah manuskrip bertuliskan Taurat yang didapatkan setelah 18 tahun ia berkuasa, tidak bisa dijadikan sandaran. Karena nuskhah itu dibuat-buat oleh Al-Kahin Hilqiyya. Selain tidak bisa dijadikan sandaran, secara umum nuskhah itu hilang sebelum Bukhtanashar menaklukkan negeri Palestina pada tahun 587 SM. Seandainya kita anggap nuskhah itu tidak hilang, maka ketika Bukhtanashar menguasai Palestina niscaya ia akan memusnahkan Taurat dan seluruh kitab Perjanjian Lama sehingga tidak tersisa bekasnya. Orang-orang Yahudi berdalih bahwa Uzara telah menulis sebagian lembaran-lembaran Taurat di Babil, namun yang ditulisnya ini pun hilang ketika Anthaikhus IV menaklukkan negeri Palestina. Ketika Suraya berkuasa antara tahun 175-163 SM, ia berencana memusnahkan agama Yahudi dan mewarnai Palestina dengan ajaran Hailainiyyah Helenisme Yunani. Ia pun menjual jabatan-jabatan pendeta Yahudi, membunuh sejumlah 40 hingga 80 juta pendeta Yahudi, merampas barang-barang yang ada di seluruh tempat ibadah Yahudi, bertaqarrub kepada sesembahannya dengan menyembelih babi dan menyalakan api di atas tempat penyembelihan orang Yahudi, serta memerintahkan 20 ribu tentara untuk mengepung Al-Quds yang akhirnya menyerbu Al-Quds pada hari Sabtu ketika orang-orang Yahudi berkumpul untuk mengerjakan shalat. Mereka merampas Al-Quds, meruntuhkan rumah dan pagar-pagar, menyalakan api di dalamnya serta membunuh semua orang yang ada di dalamnya sampaipun para wanita dan anak-anak. Tidak ada yang selamat pada hari itu kecuali orang yang lari ke gunung-gunung atau bersembunyi dalam gua-gua.โ€ Mukhtashar Kitab Izh-harul Haq, hal. 20-21 Ibnu Hazm rahimahullah berkata โ€œSejak Bani Israil masuk ke tanah yang disucikan Palestina sepeninggal Musa alaihissalam sampai masa pemerintahan raja mereka Syawul, sebanyak tujuh kali mereka meninggalkan keimanan dan terang-terangan menyembah berhala.โ€ Beliau rahimahullah juga berkata โ€œPerhatikanlah, kitab apa yang masih tertinggal bersama dengan kekufuran yang terus menerus dan menolak keimanan selama masa yang panjang lebih dari 114 tahun-red di sebuah negeri yang kecil. Sementara tidak ada seorang pun di muka bumi ketika itu yang berada di atas agama mereka dan mengikuti kitab mereka selain mereka sendiri.โ€ Al-Fishal 1/215 Contoh Penyimpangan Taurat dan Injil Ibnul Qayyim melanjutkan โ€œTaurat yang berada di tangan orang-orang Yahudi di dalamnya terdapat tambahan, perubahan/ penyimpangan dan pengurangan yang kentara bagi orang-orang yang mendalam ilmunya. Dan mereka ahlul ilmi yakin secara pasti bahwa hal itu tidak terdapat dalam Taurat yang Allah turunkan kepada Musa alaihissalam. Demikian pula Injil yang berada di tangan orang-orang Nasrani. Di dalamnya terdapat tambahan, perubahan/ penyimpangan dan pengurangan yang tidak bisa disembunyikan dari orang-orang yang ilmunya dalam. Dan mereka yakin secara pasti bahwa hal itu tidak terdapat dalam Injil yang Allah subhanahu wataโ€™ala turunkan kepada Al-Masih `Isa alaihissalam.โ€ Hidayatul Hayara fi Ajwibatil Yahudi wan Nashara, hal. 101 Demikian pula keberadaan Injil yang dipegangi orang-orang Nasrani. Jauh ditulis setelah diangkatnya Nabi Isa alaihissalam, baik itu Injil yang konon katanya ditulis oleh Yohanes yang kemudian disebut Injil Yohanes, Injil Markus, Injil Lukas maupun Injil Matius. Cukuplah keberadaan empat Injil ini yang masing-masing isinya terdapat pertentangan, sebagai bukti ketidakotentikan Injil tersebut. Dan Injil-Injil itu bukanlah Injil yang pernah diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalam. Berikut ini kami sebutkan beberapa contoh kedustaan yang terdapat dalam Taurat. Menyekutukan Allah dengan Adam Di dalam Taurat dihikayatkan bahwa Allah subhanahu wataโ€™ala berfirman โ€œIni Adam, ia telah menjadi seperti salah satu dari Kami dalam mengetahui kebaikan dan kejelekanโ€ฆ.โ€ Ibnu Hazm menyatakan dengan ucapan ini menunjukkan mereka meyakini ilaah atau sesembahan itu lebih dari satu dan Adam termasuk ilaah tersebut.Al-Fishal 1/146 Mengatakan Allah mempunyai Anak Disebutkan pula dalam Taurat โ€œKetika manusia telah banyak memenuhi muka bumi dan lahir putri-putri Adam. Maka saat putra-putra Allah melihat putri-putri Adam yang cantik-cantik, putra-putra Allah pun memperistri sebagian dari mereka.โ€ Ibnu Hazm membantah kedustaan mereka ini dengan menyatakan bahwa ucapan tersebut adalah kedunguan dan kedustaan yang besar, di mana Allah dijadikan memiliki anak laki-laki yang menikahi putri-putri Adam, yang berarti Allah dan Adam berbesanan. Maha Suci Allah dari kedustaan ini. Al-Fishal 1/147 Menghina Para Nabi Selain itu di dalam Taurat yang mereka pegangi disebutkan bahwa Nabi Luth alaihissalam digauli dua putrinya secara bergantian setelah beliau yang telah renta dibuat mabuk dengan diminumi khamr. Sehingga kedua putrinya hamil dari hasil hubungan dengan ayahnya. Naโ€™udzubillah dari tuduhan keji mereka yang membuat gemetar kulit orang-orang yang beriman yang mengetahui hak-hak para nabi. Al-Fishal 1/161 Terdapat banyak versi Taurat dan Injil yang saling bertentangan Ibnul Qayyim rahimahullah mendustakan ucapan orang-orang Yahudi bahwa lembaran-lembaran yang bertuliskan Taurat saling mencocoki baik yang ada di belahan bumi timur maupun barat. Ibnul Qayyim berkata โ€œIni adalah kedustaan yang nyata, karena Taurat yang berada di tangan orang-orang Nasrani menyelisihi/ berbeda dengan Taurat yang berada di tangan orang-orang Yahudi, dan juga Taurat yang ada di tangan Samiri berbeda pula dengan keduanya. Demikian pula Injil, sebagiannya berbeda dengan yang lain dan saling bertentangan.โ€ Mengubah Ciri-Ciri Rasulullah dalam Taurat Al-Imam Al-Baghawi rahimahullah menyebutkan bahwa pendeta-pendeta Yahudi itu khawatir kehilangan sumber penghidupan dan kepemimpinan mereka ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah. Mereka lalu melakukan tipu daya untuk menyimpangkan orang-orang Yahudi dari beriman kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Mereka telah memahami sifat/ ciri-ciri beliau shallallahu alaihi wasallam yang tersebut dalam Taurat, di mana disebutkan bahwa beliau memiliki wajah dan rambut yang bagus, kedua matanya seperti bercelak, perawakannya sedang tidak terlalu tinggi tidak pula pendek. Mereka lalu kemudian mengubah sifat-sifat tersebut dan menggantinya dengan sifat tinggi, miring matanya, dan keriting rambutnya. Bila orang-orang bodoh yang tidak mengerti Taurat bertanya tentang sifat/ ciri-ciri nabi yang terakhir kepada para pendeta ini, mereka pun membacakan apa yang telah mereka tulis, sehingga orang-orang bodoh tersebut menjumpai sifat/ ciri-ciri nabi yang akhir itu berbeda dengan sifat/ ciri Nabi shallallahu alaihi wasallam. Akibatnya mereka pun mendustakannya. Maโ€™alimut Tanzil, 1/54-55 Masih terdapat Ayat-Ayat Allah yang Asli dan Taurat dan Injil Namun adanya perubahan tersebut bukan berarti bahwa semua yang terdapat dalam kitab Taurat ataukah Injil telah mengalami perubahan secara keseluruhan. Bahkan di dalam keduanya itu masih banyak terdapat ayat-ayat yang merupakan teks asli dari kitab Allah subhanahu wataโ€™ala, yang jika seseorang Nasrani atau Yahudi mengimani ayat-ayat tersebut dengan keimanan yang sebenar-benarnya, niscaya mereka akan beriman dengan apa yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berupa wahyu Al-Qur`an Al-Karim. Hal ini telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata โ€œDemikian pula dikatakan jika lafadz-lafadz khabar diubah sedikit, tidaklah mencegah bahwa kebanyakan lafadznya tidak terjadi perubahan. Apalagi jika di dalam Al-Kitab itu sendiri ada yang menunjukkan sesuatu yang telah diubah itu. Dan dikatakan pula bahwa apa-apa yang telah diubah dari lafadz-lafadz Taurat dan Injil, maka dalam Taurat dan Injil itu sendiri ada yang menjelaskan sesuatu yang telah berubah tersebut.โ€ Lalu beliau melanjutkan perkataannya โ€œSesungguhnya, perubahan yang ada hanya sedikit dan kebanyakannya tidak berubah. Dan pada yang tidak berubah terdapat lafadz-lafadz yang jelas dan sangat nampak maksudnya yang menjelaskan kesalahan yang menyelisihinya, dan memiliki penguat-penguat yang banyak yang membenarkan sebagian terhadap sebagian yang lainnya. Berbeda dengan sesuatu yang telah berubah, sesungguhnya lafadznya sedikit dan nash-nash Al-Kitab membantahnya. Sehingga Al-Kitab ini berkedudukan seperti kitab-kitab hadits yang dinukil dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, di mana terdapat beberapa hadits yang lemah di dalam Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, atau selainnya. Maka dalam hadits-hadits shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam ada yang menjelaskan lemahnya riwayat tersebut. Bahkan di dalam Shahih Muslim terdapat sedikit lafadz yang keliru, yang mana hadits-hadits yang shahih bersama Al-Qur`an ada yang menjelaskan kekeliruan tersebut. Seperti apa yang diriwayatkan bahwa Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu dan menjadikan penciptaan makhluk dalam tempo tujuh hari, di mana hadits ini telah dijelaskan para imam ahli hadits seperti Yahya bin Maโ€™in, Abdurrahman bin Mahdi, Al-Bukhari dan selainnya bahwa hadits ini keliru, dan bahwa itu bukan dari perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bahkan Al-Bukhari menjelaskan dalam Tarikh Kabir bahwa ini adalah perkataan Kaโ€™b Al-Ahbar, sebagaimana telah dirinci pada pembahasannya. Dan Al-Qur`an juga menunjukkan kesalahan ini dan menjelaskan bahwa penciptaan terjadi selama enam hari. Dan telah terdapat dalam hadits shahih bahwa akhir penciptaan pada hari Jumโ€™at, maka awal penciptaan terjadi pada hari Ahad. Demikian pula yang diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam shalat kusuf gerhana dengan dua atau tiga rukuโ€™, maka sesungguhnya yang tsabit dan mutawatir dari Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam dua kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim dan selainnya dari hadits Aisyah, Ibnu Abbas, Abdullah bin Amr, dan yang lainnya bahwa beliau shalat pada satu rakaat dengan dua rukuโ€™. Oleh karenanya Al-Imam Al-Bukhari tidak mengeluarkan hadits lain kecuali hadits ini.โ€ Lalu beliau berkata lagi โ€œDemikian pula jika terjadi perubahan pada sebagian lafadz kitab-kitab terdahulu, maka dalam kitab itu sendiri ada yang menjelaskan kekeliruannya. Dan telah kami jelaskan bahwa kaum muslimin tidaklah mengklaim bahwa seluruh salinan Al-Kitab yang ada di dunia dari zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan setiap bahasa dari Taurat, Injil, dan Zabur telah diubah lafadz-lafadznya. Sesungguhnya saya tidak mengetahui ada yang mengucapkan demikian baik dari ulama salaf, meskipun dari kalangan mutaakhirin orang belakangan bisa jadi ada yang mengatakannya. Sebagaimana di kalangan umat belakangan ada yang membolehkan ber-istinja bersuci dengan setiap salinan Taurat dan Injil yang ada di dunia. Maka ucapan ini dan yang semisalnya bukanlah ucapan pendahulu dan para imam umat ini.โ€ Daqa`iq At-Tafsir, 2/57-59. Lihat pula Al-Jawab Ash-Shahih Liman Baddala Dinal Masih, 2/442-444 Sikap Seorang Muslim terhadap Berita-berita Ahlul Kitab Berita-berita yang datang dari ahlul kitab, Yahudi ataupun Nasrani, yang tidak ada keterangannya dalam syariat kita, tidak boleh kita pastikan kebenarannya kemudian kita benarkan. Atau memastikan kedustaannya kemudian kita pun mendustakannya. Karena berita itu bisa jadi benar atau haq dan bisa jadi dusta atau batil. Jika kita benarkan dikhawatirkan itu adalah batil dan bila kita dustakan khawatirnya itu adalah haq. Sehingga dua keadaan ini bisa menjatuhkan kita ke dalam dosa. Shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu anhu mengabarkan ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุคููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุฑูŽุงุฉูŽ ุจูุงู„ู’ุนูุจู’ุฑูŽุงู†ููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽูŠูููŽุณู‘ูุฑููˆู’ู†ูŽู‡ูŽุง ุจูุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจููŠู‘ูŽุฉู ู„ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ุงูŽ ุชูุตูŽุฏู‘ูู‚ููˆู’ุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชููƒูŽุฐู‘ูุจููˆู’ู‡ูู…ู’ ุŒ ูˆูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ุง {ุขู…ูŽู†ู‘ูŽุง ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง โ€ฆ} ุงู„ุขูŠุฉ ุงู„ุจู‚ุฑุฉ 136 Adalah ahlul kitab mereka membaca Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada orang-orang Islam. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda โ€œJanganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya, dan katakanlah โ€œKami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan pada kamiโ€ฆ.โ€ HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 4485 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata ketika menjelaskan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam ู„ุงูŽ ุชูุตูŽุฏู‘ูู‚ููˆู’ุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชููƒูŽุฐู‘ูุจููˆู’ู‡ูู…ู’Janganlah kalian membenarkan ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya โ€œYakni apabila berita yang mereka kabarkan itu masih mengandung ihtimal kemungkinan benar dan kemungkinan salah. Sehingga jangan sampai perkaranya benar namun kalian mendustakannya atau perkaranya dusta namun kalian membenarkannya, dan kalian pun terjatuh dalam dosa. Dan tidak ada larangan mendustakan mereka dalam perkara yang memang syariat kita menyelisihinya dan tidak pula ada larangan untuk membenarkan mereka dalam perkara yang disepakati syariat kita, demikian penjelasan Al-Imam Asy-Syafi`i.โ€ Fathul Bari 8/214 Asy-Syaikh Rahmatullah Al-Hindi berkata โ€œKitab samawi yang diturunkan dari langit yang wajib kita terima adalah kitab yang ditulis dengan perantara salah seorang nabi, dan sampai kepada kita dengan sanad yang bersambung tanpa ada perubahan dan penggantian. Adapun kitab yang disandarkan kepada seseorang yang memiliki ilham dengan semata-mata persangkaan dan dugaan, tidaklah cukup untuk menetapkan bahwa kitab tersebut merupakan karya orang itu, sekalipun misalnya ada satu atau beberapa kelompok mengaku-aku penyandaran tersebut. Tidakkah engkau lihat bahwa kitab-kitab Perjanjian Lama yang disandarkan kepada Musa, Uzra, Isyโ€™aya`, Irmiya dan Sulaiman, tidaklah tsabit benar dengan satu dalil pun yang menunjukkan keshahihan penyandarannya kepada mereka, karena hilangnya sanad yang bersambung atas kitab-kitab tersebut. Dan juga tidakkah engkau lihat bahwa kitab-kitab dari Perjanjian Baru yang lebih dari 70 buah disandarkan kepada Isa, Maryam, Hawariyyun dan pengikut mereka. Kelompok-kelompok Nasrani yang ada sekarang telah sepakat tentang ketidakshahihan penyandaran kitab-kitab tersebut kepada Isa dan lainnya. Bahkan kitab-kitab itu termasuk kedustaan yang dibuat-buat. Kemudian ada kitab yang wajib diterima menurut penganut Katholik, namun wajib ditolak menurut orang-orang Yahudi dan penganut Protestanโ€ฆ.โ€ Mukhtashar Kitab Izh-harul Haq, Dengan demikian semakin pastilah dari fakta-fakta yang ada bahwa kitab-kitab yang dipegangi Yahudi dan Nasrani bukanlah Taurat dan Injil yang disebutkan dalam Al-Qur`anul Karim, sehingga tidak wajib untuk kita terimanya. Namun kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tersebut ditempatkan sebagai berikut 1. Setiap riwayat yang terdapat di dalamnya bila dibenarkan oleh Al-Qur`anul Karim maka riwayat tersebut diterima dengan yakin, kita benarkan tanpa rasa berat. 2. ๏€ Namun bila didustakan Al-Qur`an maka kita tolak dengan yakin, kita dustakan tanpa keberatan. 3. ๏€ Bila Al-Qur`an mendiamkannya, tidak membenarkan dan tidak pula mendustakan maka kita pun mendiamkannya, yakni kita tidak membenarkan dan tidak pula mendustakan. Al-Qur`anul Karim adalah penjaga bagi kitab-kitab sebelumnya, yakni Al-Qur`an menampakkan al-haq yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya dan mendukungnya, serta menampakkan kebatilan yang ada di dalam kitab-kitab tersebut dan menolaknya. Bantahan ulama Islam atas Taurat dan Injil serta menampakkan kedustaan serta perubahan yang ada di dalamnya, tidaklah ditujukan kepada Taurat dan Injil yang diturunkan Allah kepada Musa dan Isa alaihimussalam. Namun yang mereka bantah adalah kisah dan riwayat-riwayat yang dikumpulkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sepanjang beberapa kurun, di mana orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan bahwa itu adalah wahyu dan ilham. Sungguh Taurat yang Allah turunkan kepada Musa hanya satu dan Injil yang Allah turunkan kepada Isa hanya satu pula. Lalu bagaimana bisa didapatkan sekarang ini ada tiga Taurat yang berbeda dan ada empat Injil yang juga berbeda?โ€ Mukhtashar Kitab Izh-harul Haq, hal. 35-37 Peringatan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari Membaca Buku-buku Ahlul Kitab Rasulullah melarang Umar membaca Taurat Shahabat yang mulia bernama Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu menuturkan ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽุชูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจููƒูุชูŽุงุจู ุฃูŽุตูŽุงุจูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุถู ุฃู‡ู„ ุงู„ู’ูƒูุชูุจู. ููŽู‚ูŽุฑูŽุฃูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุบูŽุถูุจูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู…ูุชูŽู‡ูŽูˆู‘ููƒููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ู‡ูŽุงุŒ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจูุŸ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุฌูุฆู’ุชููƒูู…ู ุจูู‡ูŽุง ุจูŽูŠู’ุถูŽุงุกูŽ ู†ูŽู‚ููŠู‘ูŽุฉู‹ุŒ ู„ุงูŽ ุชูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ููŽูŠูุฎู’ุจูุฑููˆู’ูƒูู…ู’ ุจูุญูŽู‚ู‘ู ููŽุชููƒูŽุฐู‘ูุจููˆู’ุง ุจูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุจูุจูŽุงุทูู„ู ููŽุชูุตูŽุฏู‘ูู‚ููˆู’ุง ุจูู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ููˆู’ุณูŽู‰ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุญูŽูŠู‘ู‹ุง ู…ูŽุง ูˆูŽุณูุนูŽู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชู‘ูŽุจูุนูŽู†ููŠ โ€œUmar ibnul Khaththab radhiyallhu anhu datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan membawa sebuah kitab yang diperolehnya dari sebagian ahlul kitab. Nabi shallallahu alaihi wasallam pun membacanya lalu beliau marah seraya bersabda โ€œApakah engkau termasuk orang yang bingung [2], wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama yang putih bersih. Janganlah kalian menanyakan sesuatu kepada mereka ahlul kitab, sehingga mereka mengabarkan al-haq kebenaran kepada kalian namun kalian mendustakan al-haq tersebut. Atau mereka mengabarkan satu kebatilan lalu kalian membenarkan kebatilan tersebut. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa alaihissalam masih hidup niscaya tidaklah melapangkannya kecuali dengan mengikuti aku.โ€ HR. Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya 3/387 dan Ad-Darimi dalam muqaddimah kitab Sunan-nya no. 436. Demikian pula Ibnu Abi Ashim Asy-Syaibani dalam kitabnya As-Sunnah no. 50. Hadits ini dihasankan oleh imam ahlul hadits di jaman ini Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani v dalam Zhilalul Jannah fi Takhrij As-Sunnah dan Irwa`ul Ghalil no. 1589. Dalam riwayat Ad-Darimi hadits di atas datang dengan lafadz ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽุชูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจููู†ูุณู’ุฎูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุฑูŽุงุฉูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‡ุฐูู‡ู ู†ูุณู’ุฎูŽุฉูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุฑูŽุงุฉู. ููŽุณูŽูƒูŽุชูŽุŒ ููŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูˆูŽูˆูŽุฌู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽุชูŽุบูŽูŠู‘ูŽุฑู. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆู’ ุจูŽูƒู’ุฑู ุซูŽูƒูู„ูŽุชู’ูƒูŽ ุงู„ุซู‘ูŽูˆูŽุงูƒูู„ู ุŒ ู…ูŽุง ุชูŽุฑู‰ ู…ูŽุง ุจููˆูŽุฌู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ. ููŽู†ูŽุธูŽุฑูŽ ุนูู…ูŽุฑู ุฅูู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุบูŽุถูŽุจู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุบูŽุถูŽุจู ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ุฑูŽุถููŠู’ู†ูŽุง ุจูุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุจู‘ู‹ุง ูˆูŽุจูุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ู ุฏููŠู’ู†ู‹ุง ูˆูŽุจูุญูู…ู‘ูŽุฏู ู†ูŽุจููŠู‘ู‹ุง. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจููŠูŽุฏูู‡ู ู„ูŽูˆู’ ุจูŽุฏูŽุงู„ูŽูƒูู… ู…ููˆู’ุณูŽู‰ ููŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนู’ุชูู…ููˆู’ู‡ู ูˆูŽุชูŽุฑูŽูƒู’ุชูู…ููˆู’ู†ููŠุŒ ู„ูŽุถูŽู„ูŽู„ู’ุชูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุณูŽูˆูŽุงุกู ุงู„ุณู‘ูŽุจููŠู’ู„ูุŒ ูˆูŽู„ูŽูˆ ูƒูŽุงู†ูŽ ุญูŽูŠู‘ู‹ุง ูˆูŽุฃูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ ู†ูุจููˆู‘ูŽุชููŠ ู„ุงูŽุชู‘ูŽุจูŽุนูŽู†ููŠู’ Umar ibnul Khaththab radhiyallahu anhu datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan membawa salinan dari kitab Taurat. Ia berkata โ€œYa Rasulullah, ini salinan dari kitab Taurat.โ€ Rasulullah n diam, lalu mulailah Umar membacanya dalam keadaan wajah beliau n berubah. Melihat hal itu Abu Bakar berkata kepada Umar โ€œBetapa ibumu kehilangan kamu [3], tidakkah engkau melihat perubahan pada wajah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?โ€ Umar melihat wajah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan ia menangkap perubahan tersebut, maka ia berkata โ€œAku berlindung kepada Allah dari kemurkaan Allah dan RasulNya. Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata โ€œDemi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Musa alaihissalam muncul kepada kalian kemudian kalian mengikutinya dan meninggalkan aku, sungguh kalian telah sesat dari jalan yang lurus. Seandainya Musa masih hidup dan ia menemui masa kenabianku, niscaya ia akan mengikutiku.โ€ Karena bercampurnya al-haq dengan al-batil inilah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingkari perbuatan Umar radhiyallhu anhu yang memegang Taurat. Di samping itu, apa yang datang dalam syariat agama yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sudah sangat memadai sehingga umat beliau tidak lagi membutuhkan syariat agama lain atau syariat umat terdahulu. Umat ini tidak lagi butuh nabi dan rasul lain setelah diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di tengah mereka. Kalaupun para nabi dan rasul terdahulu, sebelum Muhammad shallallahu alaihi wasallam, masih hidup dan menemui masa kenabian beliau, niscaya para nabi dan rasul tersebut akan mengikuti beliau dan tunduk pada syariat yang beliau bawa. Shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang membaca Kitab Terdahulu โ€ข Diriwayatkan bahwa Kab Al-Ahbar pernah datang menemui Umar ibnul Khaththab radhiyallhu anhu, yang ketika itu menjabat sebagai Amirul Mukminin, dengan membawa sebuah mushaf, ia berkata โ€œWahai Amirul Mukminin, dalam mushaf ini tertulis Taurat, apakah aku boleh membacanya?โ€ Umar menjawab โ€œJika memang engkau yakin itu adalah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihissalam pada hari Thursina maka silahkan membacanya. Dan jika tidak, maka jangan membacanya.โ€ Syarhus Sunnah 1/271 โ€ข Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata ูƒูŽูŠู’ููŽ ุชูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู’ู†ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽูƒูุชูŽุงุจููƒูู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูุŒ ุชูŽู‚ู’ุฑูŽุคููˆู’ู†ูŽู‡ู ู…ูŽุญู’ุถู‹ุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูุดูŽุจู’ุŒ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุจูŽุฏู‘ูŽู„ููˆู’ุง ูƒูุชูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุบูŽูŠู‘ูŽุฑููˆู’ู‡ูุŒ ูˆูŽูƒูŽุชูŽุจููˆู’ุง ุจูุฃูŽูŠู’ุฏููŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ููˆู’ุง ู‡ููˆูŽ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠูŽุดู’ุชูŽุฑููˆู’ุง ุจูู‡ู ุซูŽู…ูŽู†ู‹ุง ู‚ูŽู„ููŠู’ู„ุงู‹ุŒ ู„ุงูŽ ูŠูŽู†ู’ู‡ูŽุงูƒูู…ู’ ู…ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุณู’ุฃูŽู„ูŽุชูู‡ูู…ู’ุŒ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ Bagaimana kalian bertanya kepada ahlul kitab tentang sesuatu sementara kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah kitab paling akhir turunnya dari sisi Allah. Kalian membacanya dalam keadaan murni tidak bercampur dengan kepalsuan. Allah telah menyampaikan keterangan kepada kalian bahwa ahlul kitab itu telah mengganti dan mengubah-ubah kitabullah. Mereka menulis kitab itu dengan tangan-tangan mereka mereka karang sendiri kemudian mereka mengatakan โ€œIni apa yang mereka tulis itu diturunkan dari sisi Allah.โ€ Mereka lakukan perbuatan itu untuk memperoleh keuntungan yang sedikit. Tidakkah ilmu yang datang kepada kalian mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah! Kami tidak melihat seorang pun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan kepada kalian. HR. Al-Bukhari no. 7363, kitab Al-Iโ€™tisham bil Kitab was Sunnah, bab Qaulin Nabi shallallahu alahi wasallam La Tas`alu Ahlal Kitab an Syai`in Dari ucapan beliau radhiyallhu anhu ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูู†ู’ุฒูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ , seakan-akan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma hendak menyatakan โ€œMereka ahlul kitab tidak pernah menanyakan tentang sesuatu pun kepada kalian, sementara mereka tahu kitab kalian tidak ada tahrif penyimpangan/ perubahan di dalamnya. Mengapa kalian justru bertanya kepada mereka sedangkan kalian benar-benar mengetahui bahwa kitab mereka telah diubah dari aslinya?โ€ Fathul Bari 13/621. โ€ข Abdurrazzaq Ash-Shanโ€™ani radhiyallhu anhu meriwayatkan dalam Mushannafnya no. 19212 dari jalan Huraits bin Zhuhair, ia berkata โ€œAbdullah yakni Ibnu Masud berkata rahimahullah ู„ุงูŽ ุชูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู’ุง ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏููˆู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุถูŽู„ู‘ููˆุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽู‡ูู…ู’ุŒ ููŽุชููƒูŽุฐู‘ูุจููˆู’ู†ูŽ ุจูุญูŽู‚ู‘ู ุฃูŽูˆู’ ุชูุตูŽุฏู‘ูู‚ููˆู’ู†ูŽ ุจูุจูŽุงุทูู„ู โ€œJanganlah kalian bertanya tentang sesuatu kepada ahlul kitab karena sesungguhnya mereka tidak akan memberikan petunjuk/ hidayah kepada kalian. Mereka sendiri telah menyesatkan diri mereka. Bila kalian bertanya kepada mereka kemudian mereka memberitakan apa yang kalian tanyakan, dikhawatirkan kalian akan mendustakan yang haq atau membenarkan yang batil.โ€ Al-Hafizh Ibnu Hajar menghasankan sanadnya dalam FathulBari 13/408 Bila ada yang menyatakan bahwa larangan bertanya kepada ahlul kitab ini seakan bertentangan dengan perintah Allah subhanahu wataโ€™ala dalam firman-Nya ููŽุงุณู’ุฃูŽู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุคููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูŽ โ€œMaka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Al-Kitab sebelummu.โ€ Yunus 94 Maka dijawab bahwa ayat ini tidaklah bertentangan dengan larangan yang tersebut dalam hadits. Karena yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah bertanya kepada ahlul kitab yang telah beriman, sementara larangan yang tersebut dalam hadits hanyalah ditujukan bila bertanya kepada ahlul kitab yang belum beriman. Fathul Bari 13/408 Ayat Allah pada Kitab Taurat dan Injil yang Asli menunjukkan Kebenaran Islam Apa yang disebutkan Syaikhul Islam ini dibuktikan kebenarannya oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah. Al-Qur`an Al-Karim dalam banyak tempat banyak menjadikan isi Taurat dan Injil sebagai hujjah atas ahli kitab untuk membenarkan apa yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Silahkan baca surah Al-Ma`idah, mulai dari ayat 46-50. Demikian pula firman Allah subhanahu wataโ€™ala ูƒูู„ู‘ู ุงู„ุทู‘ูŽุนูŽุงู…ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุญูู„ุงู‘ู‹ ู„ูุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู’ู„ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู…ูŽุง ุญูŽุฑู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู’ู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ู ุฃูŽู†ู’ ุชูู†ูŽุฒู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุฑูŽุงุฉู ู‚ูู„ู’ ููŽุฃู’ุชููˆุง ุจูุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุฑูŽุงุฉู ููŽุงุชู’ู„ููˆู’ู‡ูŽุง ุฅูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุตูŽุงุฏูู‚ููŠู’ู†ูŽ โ€œSemua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil Yaโ€™qub untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat, maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benarโ€™.โ€ Ali Imran 93 Demikian pula yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar bahwa beberapa orang Yahudi datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan membawa seorang lelaki dari mereka dan seorang wanita yang keduanya telah berbuat zina. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada mereka โ€œApa yang kalian lakukan terhadap orang yang berzina di antara kalian?โ€ Mereka menjawab โ€œKami melumuri wajahnya dengan arang ada pula yang menafsirkannya kami menyiramnya dengan air panas. Dalam riwayat lain Kami mempermalukan mereka dan mereka dicambuk -red dan memukulnya.โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata โ€œApakah kalian tidak menemukan hukum rajam dalam Taurat?โ€ Mereka menjawab โ€œKami tidak mendapati sedikitpun tentang rajam.โ€ Abdullah bin Sallam berkata kepada mereka โ€œKalian telah berdusta, datangkanlah Taurat jika kalian jujur.โ€ Salah seorang guru mereka yang mengajari mereka meletakkan telapak tangannya di atas ayat rajam dengan maksud menutupinya, red.. Lalu diapun mulai membaca ayat yang sebelum dan sesudahnya, dan tidak membaca ayat rajam. Abdullah bin Sallam melepaskan tangannya dari ayat rajam dan bertanya โ€œAyat apa ini?โ€ Tatkala mereka melihat itu merekapun menjawab โ€œItu ayat rajam.โ€ Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan agar keduanya dirajam Dalam riwayat lain bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata โ€œSesungguhnya aku menghukuminya berdasarkan apa yang terdapat dalam Taurat.โ€-red. Maka keduanya pun dirajam di dekat tempat jenazah yang ada di dekat masjid. Ibnu Umar berkata โ€œAku melihat yang dirajam tersebut berusaha menghindar, melindungi dirinya dari bebatuan yang dilemparkan kepadanya hingga ia tewas.โ€ HR. Al-Bukhari, 8/4556 dan Muslim no. 1699 Bagi siapa yang melihat kitab Injil sekarang ini, masih sangat banyak ajaran-ajaran asli yang berasal dari ajaran Nabi Isa alaihissalam, yang apabila mereka memahaminya dengan pemahaman yang jernih, niscaya akan membawa kepada keyakinan akan kebenaran Islam yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di antaranya adalah apa yang disebutkan dalam Injil, kitab Ulangan 64 โ€œDengarlah hai orang Israil, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu satu.โ€ Dan dalam kitab Yesaya 455-6 โ€œAkulah Tuhan dan tidak ada yang lain.โ€ Demikian pula dalam Yohanes 173 โ€œInilah hidup yang kekal, yaitu mereka mengenal Engkau, satu-satu-Nya yang benar dan mengenal Yesus maksudnya adalah Nabi Isa alaihissalam -red yang telah engkau utus.โ€ Demikian pula di dalam kitab Injil yang terdapat larangan membuat patung, dalam kitab keluaran 204-5 โ€œJanganlah membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhan, Allahmu adalah Allah yang cemburu.โ€ Bahkan anjuran untuk berkhitan pun disebutkan dalam Injil mereka, seperti yang disebutkan dalam Kitab Kejadian 1713 โ€œOrang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat,โ€ lalu pada ayat ke-14 disebutkan โ€œDan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerah kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari tengah masyarakatnya. Ia telah mengingkari perjanjian-Ku.โ€ Demikian pula dijelaskan bahwa Nabi Isa alaihissalam hanyalah diutus secara khusus untuk Bani Israil, dan tidak lebih dari itu. Seperti yang disebutkan dalam Matius 105-6 โ€œKedua belas murid itu diutus Yesus dan ia berpesan kepada mereka Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.โ€ Dan dalam Matius 1524 disebutkan โ€œJawab Yesus Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israilโ€™.โ€ Seluruh perkara ini dibenarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam dalam banyak haditsnya. Oleh karenanya, setelah diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul penghabisan, maka beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga tidak diperkenankan lagi bagi seorangpun dari kalangan umat ini untuk menjadikan petunjuk kecuali apa yang telah dibawa Muhammad bin Abdullah shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana diriwayatkan Al-Imam Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจููŠูŽุฏูู‡ู ู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนู ุจููŠู’ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู’ู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ู„ุงูŽ ูŠูŽู‡ููˆู’ุฏููŠู‘ูŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ู†ูŽุตู’ุฑูŽุงู†ููŠู‘ูŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู…ููˆู’ุชู ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูุคู’ู…ูู†ู’ ุจูุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูุฑู’ุณูู„ู’ุชู ุจูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู โ€œDemi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentangku seorangpun dari umat ini, apakah dia seorang Yahudi ataukah Nasrani, lalu dia mati dan tidak mengimani apa yang dengannya aku telah diutus, melainkan dia tergolong penduduk neraka.โ€ HR. Muslim dan Ahmad Karena terbatasnya lembaran yang ada dalam rubrik ini maka kami tidak dapat memaparkan semuanya. Bagi pembaca yang ingin mendapatkan penjelasan lebih jauh, silahkan membaca kitab-kitab seperti Al-Fishal fil Milal wal Ahwa` wan Nihal Al-Imam Ibnu Hazm, Al-Jawabus Shahih liman Baddala Dinal Masih Al-Imam Ibnu Taimiyyah, Hidayatul Hayara fi Ajwibatil Yahudi wan Nashara Al-Imam Ibnul Qayyim, Izh-harul Haq Asy-Syaikh Rahmatullah Al-Hindi atau Mukhtasharnya. Manhaj yang Benar terhadap Buku-buku Ahlul Bidโ€™ah wal Ahwaโ€™ Melihat Umar radhiyallahu anhu memegang lembaran yang tertulis Taurat di dalamnya sudah membuat wajah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berubah karena marah. Padahal kitab Taurat merupakan salah satu kitab samawi, Kalamullah yang diturunkan Allah subhanahu wataโ€™ala dari langit, meski kemudian diubah-ubah dan diganti Yahudi. Lalu bagaimana kiranya jika beliau shallallahu alaihi wasallam melihat buku-buku yang jelas tidak diturunkan dari langit, malah isinya bertentangan dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah? Bagaimana kira-kira kemarahan beliau bila melihat kita membolak-balik buku tersebut dan membacanya? Apalagi ingin menyelami kebenaran yang katanya ada atau mungkin ada di dalamnya? Tentunya kemurkaan beliau jauh lebih besar lagi. Wallahul mustaโ€™an. Bisa jadi buku-buku yang ditulis ahlul bidโ€™ah dan pengekor hawa nafsu itu ada setitik atau beberapa titik nilai kebenaran, tapi kebenaran apa yang bisa diharapkan bila ia dibalut dan diselimuti sekian banyak kebatilan? Dan bukankah buku-buku yang selamat dari kebatilan masih banyak, buku-buku yang ditulis ulama Ahlus Sunnah masih menggunung? Kenapa harus mempersulit diri dengan menyelami samudera kebatilan nan pekat karena ingin mendapatkan sebutir kecil mutiara kebenaran? Ketika Abu Zurโ€™ah Ar-Razi rahimahullah memperingatkan seseorang dari buku Al-Harits Al-Muhasibi dengan menyatakan โ€œHati-hati engkau dari buku-buku ini, karena ini merupakan buku-buku bidโ€™ah dan kesesatan. Wajib bagimu berpegang dengan atsar hadits atau Sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam karena di dalamnya engkau akan merasa cukup.โ€ Ternyata orang itu berkelit dengan mengatakan โ€œDalam buku-buku ini ada ibrah/ pelajaran.โ€ Apa jawaban Abu Zurโ€™ah rahimahullah? Beliau menegaskan โ€œSiapa yang tidak mendapatkan ibrah dalam Kitabullah, niscaya tidak ada baginya ibrah dalam buku-buku ini.โ€ Al-Mizan 2/165 Memberi peringatan tahdzir dari kitab-kitab yang di dalamnya terdapat kebidโ€™ahan dan kesesatan, memang termasuk manhaj as-salafus shalih dengan mencontoh Rasul yang mulia shallallahu alaihi wasallam ketika mengingkari perbuatan Umar ibnul Khaththab radhiyallahu. Tahdzir ini dimaksudkan sebagai penjagaan terhadap manhaj kaum muslimin dari kemudharatan dan bahaya yang dikandung dalam buku-buku tersebut. Dan tidak termasuk perbuatan dzalim bila seorang muslim menasehati saudaranya untuk menjauhi buku-buku yang demikian karena ingin menghindarkan kemudharatan yang akan didapatkannya, dengan semata ia menyebutkan kejelekan buku tersebut tanpa menyinggung kebaikannya. Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaโ€™ah fi Naqdir Rijal, wal Kutub wath Thawa`if, hal. 128, karya Asy-Syaikh Prof. Dr. Rabi bin Hadi Al-Madkhali Al-Imam Ibnu Muflih rahimahullah berkata โ€œAsy-Syaikh Muwaffaquddin rahimahullah menyebutkan larangan dari melihat buku-buku ahlul bidโ€™ah. Beliau mengatakan โ€œAdalah generasi salaf melarang dari bermajelis dengan ahlul bidโ€™ah, melarang melihat buku-buku mereka, dan mendengar ucapan mereka.โ€ Al-Adabus Syarโ€™iyyah, 1/251 Asy-Syaikh Prof. Dr. Rabiโ€™ bin Hadi Al-Madkhali berkata menukilkan ucapan Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah โ€œSetiap buku yang berisi penyelisihan terhadap As-Sunnah tidak boleh dilihat dan dibaca. Bahkan yang diizinkan dalam syariat adalah menghapus dan memusnahkannya.โ€ Kemudian Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan โ€œPara shahabat telah membakar seluruh mushaf yang menyelisihi mushaf Utsman karena kekhawatiran mereka akan timbulnya perselisihan di tengah umat. Maka bagaimana bila mereka melihat buku-buku ini yang menciptakan perselisihan dan perpecahan di kalangan umatโ€ฆ.โ€ Ibnul Qayyim berkata lagi โ€œMaksud dari semua ini adalah buku-buku yang mengandung kedustaan dan bidโ€™ah wajib untuk dimusnahkan dan dipunahkan. Bahkan memusnahkannya lebih utama daripada menghancurkan alat-alat laghwi dan musik serta bejana-bejana yang berisi khamr. Karena bahaya buku-buku ini lebih besar daripada bahaya alat-alat musik. Dengan demikian tidak ada ganti rugi terhadap buku-buku tersebut sebagaimana tidak ada ganti rugi dari penghancuran bejana-bejana khamr.โ€ Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaโ€™ah fi Naqdir Rijal, wal Kutub wath Thawa`if, hal. 134. Lihat juga pembahasannya tentang buku-buku sesat disini. Wallahuโ€™alam bish-shawab. Catatan Kaki [1] Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah menyatakan bahwa dalam ayat ini dan yang sebelumnya ada peringatan dari melakukan penggantian, perubahan, dan penambahan dalam syariat. Maka semua orang yang mengganti, mengubah atau mengadakan perkara baru bidโ€™ah dalam agama Allah dengan sesuatu yang bukan bagian dari agama dan dengan sesuatu yang terlarang dalam agama, maka ia masuk dalam ancaman yang keras dan azab yang pedih tersebut. Al-Jamiโ€™ li Ahkamil Qur`an 1/9 [2] Ibnu Aun berkata โ€œAku bertanya kepada Al-Hasan Apa yang dimaksud dengan ู…ูุชูŽู‡ูŽูˆู‘ููƒููˆู’ู†ูŽ ?โ€™. Al-Hasan menjawab Orang-orang yang bingungโ€™. Demikian disebutkan Al-Baihaqi dalam Syuโ€™abul Iman 1/132, sebagaimana dinukilkan dalam Al-Irwa` 6/38. Al-Imam Al-Baghawi rahimahullah menyebutkan makna sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersebut Yakni apakah kalian bingung dalam berIslam, kalian tidak mengetahui agama kalian hingga kalian harus mengambil agama tersebut dari Yahudi dan Nasrani?โ€ Syarhus Sunnah 1/271 [3] ุซูŽูƒูู„ูŽุชู’ูƒูŽ ุงู„ุซู‘ูŽูˆูŽุงูƒูู„ู yakni betapa ibumu kehilangan kamu. Orang yang mengucapkan hal ini kepada seseorang seakan-akan mendoakan kematian lawan bicaranya karena jeleknya perbuatan atau ucapannya. Atau ia mengucapkan ucapan tersebut dengan maksud menyatakan โ€œBila engkau berbuat/ berucap demikian, maka kematian lebih baik bagimu, agar engkau tidak menambah kejelekan lagi.โ€ Atau bisa pula ucapan ini termasuk lafadz-lafadz yang biasa beredar di lisan orang Arab tanpa dimaksudkan sebagai doa seperti ucapan mereka ุชูŽุฑูุจูŽุชู’ ูŠูŽุฏูŽุงูƒูŽ dan ู‚ูŽุงุชูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู . An-Nihayah, hal. 123 Sumber Kelancangan Ahlul Kitab Terhadap Kitab Suci-Nya. Penulis Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi. Petunjuk bagi Orang-Orang yang Bingung Terhadap Buku Ahlul Kitab dan Buku-Buku Sesat. Penulis Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari. Filed under Aqidah, Ibrah Sirah, Ilmud-Dunia, Manhaj Tagged Buku Sesat, Kitab Injil, Kitab Taurat, Kristologi, Merubah Agama, Merubah Kitab, Nabi Isa, Nashrani, Penyimpangan, Sejarah, Yahudi Artinya eksistensi Al-Quran berlaku untuk selamanya dan menjadi saksi bahwa kitab sebelumnya, yakni Taurat, Injil, dan Zabur adalah benar datangnya dari Allah dan membawa misi tauhid. Namun, saat ini isi kitab-kitab tersebut banyak mengalami perubahan sehingga ada yang bertentangan dengan ajaran Al-Quran. Daftar isi1 Apa Penyebab Kitab Taurat dan Injil itu mengalami perubahan dan tambahan?2 Apakah kegunaan Kitab Taurat bagi bangsa Bani Israil?3 Siapa yang menulis Kitab Kejadian?4 kitab Taurat berisi berapa?5 Apa Pengertian dan Isi Kitab Zabur?6 Diperuntukan untuk siapa kitab Taurat? Penyebab terjadinya perubahan pada kitab taurat dan injil itu kemungkinan besar dikarenakan oleh ketidak senangan para orang-orang kafir terhadap kebenaran yang diturunkan oleh sang khaliq. Apakah kegunaan Kitab Taurat bagi bangsa Bani Israil? Jawaban. Jawaban Fungsi Kitab Tauratyaitu Sebagai petunjuk bagi Nabi Musa dan bagi Bani Israil untuk beriman kepada Allah swt. Di tradisi Yahudi dan Kristiani, dikatakan bahwa Kitab Kejadian ditulis oleh Musa, begitupula Kitab Keluaran, Imamat, dan sebagian besar isi dari Kitab Ulangan. Kitab apa saja yang sudah mengalami perubahan dan pergantian yang dilakukan oleh tangan manusia adalah? Injil sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh manusia. Kitab Injil yang sekarang lebih memuat tulisan dan catatan tentang sejarah hidup Nabi Isa AS. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya Yohana. Mengapa Allah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi dan rasul? Allah menurunkan kitab-kitab samawi agar tegaknya kebenaran di antara manusia. Setiap orang mengambil haknya dengan benar, dan tak ada yang menganiaya satu sama lain, karena kitab-kitab itu merupakan rujukan untuk meraih pahala dan menjalankan kewajiban. kitab Taurat berisi berapa? Berikut ini penjelasannya. Diketahui, Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As dan berisi sepuluh pokok perintah atau peraturan yang dikenal juga dengan nama The Ten Commandments. Apa Pengertian dan Isi Kitab Zabur? Kitab Zabur ditulis dalam bahasa Qibti. Kitab ini berisikan 150 nyanyian rohani dalam bahasa Arab disebut mazmur dari Nabi Daud AS. Secara garis besar Zabur berisi pengalaman yang terjadi pada Nabi Daud AS. Di antaranya pengakuan dosa dan pengampunan dari Allah SWT, kemenangan atas musuh, dan kemuliaan-kemuliaan. Diperuntukan untuk siapa kitab Taurat? Sama seperti dua kitab sebelumnya, Taurat juga diperuntukkan bagi Bani Israil. Nabi Musa AS hiduo di Mesir, Madyan, dan Sinai sekitar abad ke-14 SM. kitab Taurat adalah kitab agama apa? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, injil merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa, salah satu bagian dari kitab suci Agama Kristen. Zabur dan Taurat untuk agama apa? Al-Kitab adalah kitab suci agama Kristen yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, Zabur dan Injil ada didalamnya. . 45 412 291 200 81 295 28 19

mengapa kitab injil dan taurat mengalami perubahan